Berikut Penjelasan Profesor Zubairi Djoerban Mengenai Mutasi Varian N439K yang Harus Anda Ketahui

- 14 Maret 2021, 09:05 WIB
Profesor Zubairi Djoerban, Ketua Satgas Covid PB IDI.
Profesor Zubairi Djoerban, Ketua Satgas Covid PB IDI. /Instagram.com/@profesorzubairi

WARTA LOMBOK - Ketua Satgas Covid Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Zubairi Djoerban memberi penjelasan mengenai varian N439K.

Kasus mutasi N439K telah terdeteksi sebanyak 48 kasus di Indonesia, Profesor Zubairi menyampaikan sejumlah penjelasan terkait hal tersebut.

Varian N439K diduga muncul dua kali secara terpisah, pertama kali muncul di Skotlandia pada awal pandemi Covid-19.

Baca Juga: Profesor Zubairi Menjelaskan Bahwa Makanan Sehat dapat Bantu Kurangi Stres Selama Pandemi

Pada kali kedua, dengan jangkauan yang lebih luas varian berikutnya muncul di Eropa. Dan hingga saat ini varian N439K sudah sampai di Indonesia.

Dikutip wartalombok.com dari akun Twitter Zubairi Djoerban @ProfesorZubairi pada 13 Maret 2021, dijelaskan bahwa N439K mulanya dianggap telah hilang.

N439K tersebut awalnya dianggap menghilang saat lockdown diberlakukan di Skotlandia.

Akan tetapi, N439K justru muncul di Rumania, Swiss, Irlandia, Jerman dan Inggris. Dan mulai November 2020, varian N439K dilaporkan menyebar secara luas.

Hal yang paling disorot dari N439K adalah sifatnya yang resisten terhadap antibodi alias tidak mempan terhadap antibodi.

Halaman:

Editor: Mamiq Alki

Sumber: Twitter@ProfesorZubairi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x