Jokowi Sebut Komunikasi Terkait Covid-19 Bisa Munculkan Optimisme, Luhut B. Pandjaitan Sampaikan Minta Maaf

- 18 Juli 2021, 09:12 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pola komunikasi terkait Covid-19 harus memunculkan optimisme, sehingga tidak terjadi mispersepsi di tengah masyarakat.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pola komunikasi terkait Covid-19 harus memunculkan optimisme, sehingga tidak terjadi mispersepsi di tengah masyarakat. /Tangkapan layar YouTube.com/Setneg

WARTA LOMBOK - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pola komunikasi terkait Covid-19 harus memunculkan optimisme, sehingga tidak terjadi mispersepsi di tengah masyarakat.

Dalam pengantar sebelum Rapat Terbatas Evaluasi PPKM darurat, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa saat ini banyak masyarakat yang khawatir terkait berita peningkatan kasus Covid-19, termasuk jumlah kematian yang tinggi setiap harinya.

“Terus terang saja, masyarakat ini khawatir mengenai Covid-19 yang naik terus, kemudian (jumlah) kematian yang tinggi. Kemudian juga yang berkaitan dengan urusan makan, urusan perut ini hati-hati,” katanya dikutip wartalombok.com dari YouTube resmi Sekretariat Presiden, Sabtu 17 Juli 2021.

Presiden menyampaikan, jangan sampai masyarakat merasa frustasi karena kesalahan pemerintah dalam berkomunikasi dan menjalankan sebuah kebijakan.

Baca Juga: Shio Hari ini dan Amalan Zodiak Minggu 18 Juli 2021: Macan Perbaiki Hubungan, Pisces Percaya Situasi Membaik

Komunikasi yang baik juga perlu dilakukan terkait perayaan Iduladha tahun ini. Menurut Presiden, Menteri Agama harus mampu berkomunikasi hingga ke tingkat bawah agar Iduladha tahun ini bisa dirayakan secara khidmat dengan protokol kesehatan yang ketat.

Secara terpisah, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan mengatakan pemerintah terus memonitor pelaksanaan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM Darurat.

Luhut mengatakan bahwa opsi untuk menerapkan PPKM Darurat, bukan suatu pilihan yang mudah. Di sisi tertentu, pemerintah harus berkejaran dengan waktu untuk membendung penyebaran Covid-19 varian Delta yang penularannya cukup cepat.

Baca Juga: Mahfud MD Jelaskan Asal Ide Vaksin Berbayar yang Sudah Dibatalkan Jokowi

Tetapi pada sisi lainnya, pengetatan kebijakan melalui PPKM Darurat sangat berdampak pada aktivitas ekonomi masyarakat.

Diketahui pada pekan pertama Luhut mengkoordinasikan PPKM Darurat (3–9 Juli 2021) kasus positif naik 45,4 persen dibandingkan dengan sepekan sebelumnya, atau bertambah 226.974 kasus.

Dan pertumbuhan per pekan selama PPKM Darurat masih lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi satu pekan sebelum PPKM Darurat atau 26 Juni–2 Juli 2021, di mana kasus tumbuh 42,4 persen dibandingkan pekan sebelumnya.

Sementara itu, penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 selama kebijakan PPKM Darurat relatif tinggi, atau 107,7 persen jika dibandingkan dengan periode sebelum PPKM Darurat.

Jumlah penambahan kasus positif Covid-19 selama PPKM Darurat dua pekan terakhir (3–16 Juli 2021) mencapai 551.865 pasien. Angka itu relatif bertambah dua kali lipat dari penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 dua pekan sebelumnya.

Baca Juga: Shio Hari ini dan Amalan Zodiak Sabtu 17 Juli 2021: Ayam untuk Bersabar, Aquarius Kehidupan cinta Hari ini

“Sebagai koordinator PPKM Jawa Bali, dari lubuk hati yang paling dalam saya ingin meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia jika belum optimal." kata Luhut dalam keterangan resmi pada Sabtu 17 Juli 2021.***

Editor: M. Syahrul Utama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah