Dari perspektif demografi, bonus demografi yang sedang dialami Indonesia membutuhkan kebijakan cepat dan tepat.
Baca Juga: Debat Final Capres 2024, Ganjar Senggol Masalah Kritik Kampus & Tokoh Soal Praktik Demokrasi
Saat ini, penduduk usia produktif lebih besar, tetapi kualitas mereka masih rendah. Angka kemampuan akademik rata-rata anak Indonesia terbilang rendah, dan prevalensi stunting mencapai 21,6%, di atas batas darurat WHO.
Dampaknya terasa pada angkatan kerja, di mana sebagian besar hanya mampu meluluskan pendidikan sampai SMP, menghambat produktivitas mereka.
Perlu ada dukungan untuk program makan siang gratis ini, disinergikan dengan program pendidikan dan kesehatan yang ada.
Baca Juga: Pemeran Drama KBS Dear M, Terindikasi Kontroversi Karena Kasus Kekerasan
Fahri optimis bahwa dengan program yang tepat, Indonesia dapat melahirkan generasi emas yang siap membangun ekonomi dan mencapai target Indonesia maju pada tahun 2045.***