Kisah Asri Pejuang Pendidikan Tapal Batas, Alumni Hamzanwadi yang Diundang Acara Kick Andy

- 12 Mei 2021, 09:11 WIB
Asri Pejuaang Pendidikan Tapal Batas bersama Andy F ketika pengambilan rekaman di Studio Metro  TV
Asri Pejuaang Pendidikan Tapal Batas bersama Andy F ketika pengambilan rekaman di Studio Metro TV /Facebook.com/BandAempat Karya

WARTA LOMBOK  - Salah seorang seorang Alumni STKIP Hamzanwadi (sekarang Universitas Hamzanwadi) yang dijuluki pejuang tapal batas mendapat undangan acara Kick Andy di Mtero TV.

Pejuang tapal batas itu ialah Asri salah satu guru pinggir hutan Gunung Rinjani. Ia di undang di acara untuk tampil dipanggung nasional (acara Kick Andy — Metro TV. Asri diwawancara Andi F Noya dan akan tayang 23 Mei 2021).

Tayangan itu mengangkat kisahnya menjadi guru dan merintis beberapa sekolah di tempat terpencil dengan tema “Asa di Tapal Batas”. Bagaimana kisah perjuangannya? Berikut ulalasan kisah inspiratif perjuangan pendidikan di Tapala Batas.

Baca Juga: Novel Baswedan dan 74 Pegawai KPK Dinonaktifkan Usai Tak Lolos TWK, Netizen: Mencurigakan!

Menjadi guru bukanlah cita-cita Asri yang terlintas sejak kecil, bahkan hingga memasuki semester VI di STKIP Hamzanwadi Selong Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat. Namun Allah SWT memiliki rencana yang tidak terduga dalam bagi hidupnya sehingga saat ini mendapat suatu kehormatan untuk duduk dan bercerita di depan Andy F Noya dalam acara Kick Andy Talk Show di Metro TV.

“Saat bang Andy bertanya, ‘katanya tidak niat jadi guru, loch kok malah ngeritis sekolah dan berkiprah menjadi seorang guru ?‘, saya-pun menjawab bahwa memang saya tidak pernah bercita-cita menjadi seorang guru namun motivasi menjadi seorang guru itu muncul ketika saya mengikuti mata kuliah Micro Teaching,” ulasnya, Sabtu 08 Mei 2021.

Saat itu, ia harus gantian tampil menjadi seorang guru di depan dosen pengampu mata kuliah yakni Dr. Badaruddin, M.Pd dan teman-teman sekelasnya. Dengan kostum baju hem, celana jeans dan rambut yang agak urak-urakan ia tampil cukup memukau dengan materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. “Insyallah bapak dosen saya masih ingat peristiwa itu,” tuturnya.

Usai menyampaikan materi itu, ia pun harus mendapat sanjungan dan keritik pedas dari dosen pengampunya. “Sebenarnya kamu memiliki bakat untuk menjadi seorang guru, namun sayangnya penampilanmu itu lebih cocok jadi Cow Boy. Besok-besok kamu pakai saja topi cow boy dan jangan lupa letakkan pistol di pinggangmu,” kenangnya.

Baca Juga: Merinding! Bawakan Lagu Hatiku Bukan Batu, Duet Sulis dan Aulia DA Sukses Membuat Juri Terpana

Halaman:

Editor: Mamiq Alki


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah