Network
WARTA LOMBOK – Isu penghapusan skripsi yang tengah berseliweran kembali mengguncang dunia pendidikan, terkhusus yang berstatus atau menyandang status mahasiswa. Tidak heran jika dunia pendidikan menjadi gempar. Pasalnya, pernyataan penghapusan skripsi tersebut langsung keluar dari mulut seorang Nadiem Makarim, yang merupakan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek).
“Kalau kita ingin menunjukkan kompetensi dalam bidang yang teknikal, apakah penulisan karya ilmiah yang di-publish secara scientific itu adalah cara yang tepat untuk mengukur kompetensi dia dalam technical skill itu?” tanya Nadiem Makarim dalam kegiatan Diskusi Merdeka Belajar Episode ke-26, dikutip Wartalombok.com dari laman Flores Terkini pada Kamis, 31 Agustus 2023.
Melihat banyaknya perguruan tinggi yang ada di Indonesia, secara otomatis tentu akan banyak pula program studinya. Sehingga, Nadiem Makarim menilai bahwa tidak semua kompetensi dapat diukur melalui skripsi.
Baca Juga: Nadiem Makarim : Mahasiswa Tak Perlu Pake Skripsi untuk Lulus, terus Pake Apa?
“Kompetensi lulusan ini salah satu yang paling game changing,” ujarnya singkat.
Adapun Kompetensi yang dimaksud oleh Nadiem Makarim ialah bagaimana hal tersebut berdampak terhadap peningkatan akreditasi pada perguruan tinggi.
“Sebelumnya itu, kompetensi sikap, pengetahuan, itu dijabarkan terpisah dan secara rinci ya. Mahasiswa, sarjana, sarjana terapan itu wajib membuat skripsi,” imbuhnya.
Baca Juga: RAHASIA! Tips and Trick Chat Pembimbing Tuk Minta ACC Skripsi Ala Ezra Alfatah
