Meriahkan Laga Perang Bintang di Kompetisi Liga Peresean Desa Lendang Nangka Hari Ini: Jadilah Saksi Serunya..

18 Juli 2023, 10:19 WIB
Meriahkan Laga Perang Bintang di Kompetisi Liga Peresean Desa Lendang Nangka Hari Ini: Jadilah Saksi Serunya/Dok.Warta Lombok/Amaq Mila /

WARTA LOMBOK - Liga Kompetisi Peresean yang diadakan di Desa Lendang Nangka Lombok Timur, kini sebentar lagi akan menemui titik akhir dari sebuah kompetisi.

 

Hari ini, Sore nanti mempertemukan di laga bertaburan bintang antara Paguyuban Pepadu KEBUN SORGA VS FAJAR TIMUR, kemudian BINTANG MATARAM.

Laga perang bintang hari ini di Sore nanti bertemu nya tiga Paguyuban Pepadu dalam Liga Kompetisi Peresean akan bertanding hari ini, Selasa, 18 Juli 2023, antara Paguyuban Pepadu Peresean KEBUN SORGA VS FAJAR TIMUR, kemudian BINTANG MATARAM.

Baca Juga: Saksikan! Pertarungan Bertaburan Penuh Bintang: Festival Seni Pertunjukan Budaya Olahraga Tradisional Peresean

Agenda lestarikan adat dan budaya, maka Liga Kompetisi Peresean yang diselenggarakan di Desa Lendang Nangka Lombok Timur, Hari ini, Sore nanti laga perang penuh bintang, mempertemukan Paguyuban Peresean KEBUN SORGA VS FAJAR TIMUR, dan BINTANG MATARAM

Jangan ketinggalan hari ini di sore hari laga perang penuh bintang di Liga Kompetisi Peresean antara Paguyuban KEBUN SORGA dari Praya Timur Lombok Tengah Ketua: Drs. H. Kinggah, M.Pd, dengan Paguyuban Peresean FAJAR TIMUR dari Sakra Timur Lombok Timur, Ketua: Amaq Dewi

Kemudian Paguyuban Pepadu Peresean BINTANG MATARAM dari Kota Mataram, Ketua: Baetal Hamdi.

Dalam laga perang penuh bintang di Liga Kompetisi Peresean Desa Lendang Nangka hari ini pada sore nanti, berikut nama-nama Pepadu yang akan turun bertanding dari masing-masing Paguyuban Peresean:

Paguyuban Peresean KEBUN SORGA

- Selak Marong dan kawan-kawan.

Paguyuban Peresean FAJAR TIMUR

- Cikar Rarat dan kawan-kawan.

Paguyuban Peresean BINTANG MATARAM

- Muter Jagat Bintang Lapangan an kawan-kawan.

Dilansir dari laman rri.co.id, tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Suku Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat ini masuk ke dalam jenis pertunjukan seni tari daerah.

Penari disebut Pepadu yaitu orang yang akan mengadu kekuatan dalam arena pertarungan Peresean.

Pepadu akan diberi senjata berupa rotan yang disebut penjalin sebagai alat pemukul, dan sebuah tameng perisai berbentuk persegi yang bernama ende.

Dikutip dari laman resmi disbudpar.ntbprov.go.id, para Pepadu hanya akan mengenakan celana yang dibalut dengan kain penutup khas Lombok dan mengenakan ikat kepala.

Keduanya pun tidak mengenakan baju atau atasan dan hanya akan bertelanjang dada.

Para Pepadu akan mulai beradu kekuatan dengan iringan suara musik tabuhan dengan diawasi oleh seorang wasit peresean yang dikenal dengan nama Pekembar.

Terdapat dua Pekembar yang berada pada suatu peresean yaitu pekembar sedi di luar arena dan pekembar tengah di tengah arena.

Jika salah satu Pepadu mengeluarkan darah maka akan dianggap kalah, sehingga pemenang bisa langsung ditentukan.

Sementara jika dalam lima ronde belum ada Pepadu yang kalah, maka keputusan siapa pemenangnya berada di tangan para Pekembar.

Baca Juga: Laga Panas! Semifinal Liga Kompetisi Peresean antara ADILUHUNG VS BABAR RINJANI hari ini: Saksikan Keseruannya

Sejarah Tradisi Peresean

Meriahkan Laga Perang Bintang di Kompetisi Liga Peresean Desa Lendang Nangka Hari Ini: Jadilah Saksi Serunya (Redaksi Warta Lombok)
Sejarah Peresean adat Lombok ternyata tidak sekadar menjadi aksi adu kekuatan namun memiliki nilai-nilai dan maksud tersendiri.

Selain sebagai bagian dari pertunjukan, sejarah Peresean Suku Sasak tak lepas dari maksud dilaksanakannya tradisi ini pada zaman dahulu.

Dirangkum dari laman bobo.grid.id, terdapat dua alasan yang mendasari dilakukannya tradisi Peresean. Pertama adalah untuk menyeleksi para prajurit di masa berdirinya Kerajaan Lombok.

Para pemenang Peresean inilah yang dianggap sebagai kandidat terkuat dan dipilih sebagai prajurit. Kedua adalah sebagai tradisi untuk meminta hujan yang dilakukan pada bulan ke-7 kalender Suku Sasak.

Hal ini karena ketika Pepadu meneteskan darah ke tanah maka dipercaya bahwa hujan akan turun pada saat itu juga.

Pergeseran makna peresean dari seni bela diri menjadi pertunjukan seni tari memang terjadi, namun hal ini tidak mengurangi makna tradisi ini secara keseluruhan.

Budaya ini hingga sekarang masih dilestarikan dan selalu dihadirkan setiap tahun pada musim kemarau dan momentum perayaan-perayaan kedaerahan maupun nasional.

Atraksi Budaya Peresean, berawal mencari anak-anak pemuda terkuat, kini menjadi ajang memperkuat persaudaraan antar daerah dan antar agama.

Di Budaya Peresean untuk semua Pepadu memiliki prinsip yaitu asuh (mau diarahkan/dibimbing), asih (harus kasih saying), asah (dapat memberikan masukan terhadap cara bermain peresean yang baik).

Pada saat Pepadu masuk dalam arena harus berprinsip yaitu wiraga (tenaga), wirasa (tidak membuat lawan mati), wirama (Pepadu harus memainkan dengan penuh irama sehingga Peresean itu diiringi musik tradisional sasak), dan wibawa (setiap Pepadu harus mempertahankan wibawanya pada saat memainkan Peresean).

Baca Juga: Semifinal Liga Kompetisi Peresean Desa Lendang Nangka: BINTANG UTARA VS JEMPONG AMPAN LOLAT Hari Ini..

Aturan pertarungan Peresean

Amaq Mila (Redaksi Warta Lombok)
Para Pepadu bertanding menggunakan cambuk rotan (Penjalin) dan tameng atau perisai yang terbuat dari kulit lembu (Ende). Mereka akan saling menyerang dan menangkis.

Uniknya, peserta atau Pepadu tidak dipersiapkan sebelumnya karena mereka dipilih dari penonton yang hadir ketika acara pertarungan dimulai.

Atau bisa juga Pepadu yang berada di arena menunjuk salah satu yang hadir untuk menjadi lawannya.

Dengan bertelanjang dada, Pepadu memegang tongkat rotan di tangan kanan dan sebuah perisai di tangan kiri.

Dua orang Pepadu ini bersiap saling mengadu ketangkasan dan kejantanan di depan ratusan penonton yang mengelilingi mereka di luar arena.

Setiap Pepadu hanya boleh memukul bagian atas tubuh lawannya. Mereka tidak boleh memukul bagian bawah tubuh dari pinggang hingga kaki.

Nilai tertinggi akan didapat jika mampu memukul kepala lawannya. Pertarungan Peresean dilakukan dalam lima ronde. Pertarungan akan dianggap selesai jika salah satu dari Pepadu mengeluarkan darah.

Pemenangnya adalah Pepadu yang tidak terluka. Pertarungan ini dipimpin oleh seorang wasit yang disebut pekembar, dan dibantu oleh seorang pengadil.

Baca Juga: ADILUHUNG VS PUTRA PANDAWA: Jadilah Saksi Sengitnya Liga Kompetisi Peresean Desa Lendang Nangka: Besok Ini...

Makna Tarung Peresean

Meriahkan Laga Perang Bintang di Kompetisi Liga Peresean Desa Lendang Nangka Hari Ini: Jadilah Saksi Serunya (Redaksi Warta Lombok)
Peresean tidak hanya ajang menguji keberanian saja. Di dalamnya terdapat pesan-pesan moral yang baik.

Arenanya sangat berguna untuk menguji sportivitas karena disaksikan oleh banyak orang. Para petarung harus menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan yang kurang baik serta kecurangan.

Dengan cara demikian, masyarakat Lombok dapat menunjukkan kemampuan dan harga dirinya. Tradisi Peresean adalah upacara yang diilhami dari legenda Putri Mandalika.

Pertarungan ini menggambarkan perselisihan antara pangeran-pangeran yang memperebutkan Sang Putri. Peresean mengingatkan kita untuk tidak saling bertikai sesama saudara.

Karena itulah, meski saling hantam, namun para Pepadu akan berangkulan ketika pertarungan usai.***

Editor: Mamiq Alki

Sumber: Amaq Mila Yay 360 Derajat

Tags

Terkini

Terpopuler