Network
WARTA LOMBOK - Perisean adalah pertarungan antara dua lelaki yang bersenjatakan tongkat rotan (penjalin) dan berperisai kulit kerbau yang tebal dan keras (ende).
Tradisi ini menjadi ciri khas budaya masyarakat suku Sasak, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Perisean termasuk dalam seni tari daerah Lombok. Petarung dalam Perisean biasanya disebut pepadu dan wasit disebut pakembar.
Dahulu Perisean digelar untuk melatih ketangkasan suku Sasak dalam mengusir para penjajah di Pulau Lombok.
Baca Juga: Hebat! Siswa SMKN 3 Mataram Produksi Kendaraan Ramah Lingkungan Tanpa Perlu BBM
Latar belakang Peresean adalah pelampiasan emosional para raja pada masa lampau ketika menang dalam perang tanding melawan musuh-musuhnya.
Selain itu, dahulu Peresean juga termasuk media yang digunakan oleh para pepadu untuk melatih ketangkasan, ketangguhan, dan keberanian dalam bertanding.
Konon, Peresean juga sebagai upacara memohon hujan bagi suku Sasak di musim kemarau. Kini, Peresean sering digelar di sebuah festival budaya atau untuk menyambut tamu atau wisatawan yang berkunjung ke Lombok.
Peserta Perisean tidak dipersiapkan sebelumnya, tetapi peserta diambil dari para penonton. Artinya penonton saling menantang dan salah satu penonton akan kalah jika kepala atau anggota badan telah mengeluarkan darah.
Penonton dapat mengajukan diri sebagai peserta Perisean, dan juga peserta dapat dipilih oleh wasit di antara para penonton. Pertarungan akan dimulai jika peserta yang akan bertanding dinilai sudah sepadan (biasanya melihat ukuran tubuh peserta).
