WARTA LOMBOK - Kata psikologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Secara bahasa psikologi dapat diartikan sebagai ilmu yang membahas tentang jiwa.
Namun, yang menjadi pertanyaannya adalah apakah jiwa bisa dipelajari?, bukankah jiwa adalah sesuatu yang abstrak?.
Menjawab pertanyaan ini, sebagaimana dikutip warta lombok.com dalam buku yang berjudul Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini pada Sabtu 11 Juni 2022, berikut pendapat Sidi Gazalba.
Jiwa manusia tidak bisa dipelajari, menurutnya jiwa tidak dapat dikaji oleh ilmu, karena bersifat gaib hakiki. Dalam Islam, jiwa dapat disimonimkan dengan kata roh.
Di dalam Al-Qur'an, sangat tegas dinyatakan bahwa roh tidak dapat dipecahkan dengan akal. Hal ini termaktub dalam QS. Al-Isra ayat 85 berikut:
وَيَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلرُّوحِ ۖ قُلِ ٱلرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّى وَمَآ أُوتِيتُم مِّنَ ٱلْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
Artinya: Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".
Sidi Gazalba menjelaskan bahwa, dengan adanya jiwa terjadilah perkembangan pada manusia dan menjadikan manusia sebagai makhluk sosial rohaniah dengan gejala-gejala yang ditimbulkan dalam bentuk tingkah laku.