Kementerian Keuangan: Analisis Kondisi Ekonomi Global dan Dampaknya Terhadap APBN Indonesia

26 Maret 2024, 22:29 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati (Tangkap Layar Ig@smindrawati) /
WARTALOMBOK - Kementerian Keuangan pada siaran pers tanggal 25 Maret 2024, Menteri Keuangan Sri Mulyani  memberikan gambaran menyeluruh mengenai kondisi ekonomi global serta implikasinya terhadap kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia. Dalam analisis tersebut, terdapat beberapa poin penting yang perlu diperhatikan.

 

Dari segi kondisi ekonomi global, terlihat beberapa peristiwa penting yang memengaruhi berbagai negara di dunia. Amerika Serikat, meskipun menghadapi peningkatan suku bunga yang signifikan, berhasil menunjukkan ketahanan ekonomi yang baik dengan potensi untuk mencapai "soft landing". Namun, situasi perang yang masih belum membaik, terutama dengan eskalasi di Ukraina dan ketegangan geopolitik dengan Rusia dan Tiongkok, tetap menjadi perhatian utama.

 

"Tantangan kebijakan ekonomi juga dihadapi oleh Jepang, sementara Tiongkok mengalami perlambatan ekonomi yang disebabkan oleh isu geopolitik. Di Eropa, meskipun ada sedikit perbaikan dalam bisnis mood, Jerman masih belum menunjukkan pemulihan yang signifikan", Ujar Sri Mulyani.

 

Pertumbuhan ekonomi negara-negara di seluruh dunia, seperti India, Filipina, dan Cina, masih menunjukkan beragam tingkat kinerja. Di sisi lain, negara-negara seperti Vietnam, Malaysia, Thailand, Singapura, Meksiko, Brazil, dan Afrika Selatan mengalami tantangan dengan pertumbuhan yang relatif rendah bahkan ada yang negatif.

 

Di tengah berbagai dinamika global tersebut, Indonesia mempertahankan posisinya dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil. Indeks manufaktur masih dalam kondisi ekspansif, dengan Indonesia menunjukkan kinerja yang relatif baik dibandingkan dengan negara-negara lain. Meskipun harga komoditas mengalami penurunan, ekonomi Indonesia tetap menunjukkan ketahanan yang baik.

 

"terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi, terutama terkait dengan neraca perdagangan yang mengalami penurunan surplus yang cukup tajam akibat kontraksi ekspor dan pertumbuhan impor yang tinggi", Ungkap Sri Mulyani 

 

Inflasi masih terjaga pada tingkat yang rendah, tetapi beberapa komoditas pangan mengalami kenaikan harga yang perlu diwaspadai karena dampaknya terhadap daya beli masyarakat.

 

Dari sisi keuangan, meskipun Amerika Serikat menaikkan suku bunga, instrumen surat berharga negara Indonesia tetap relatif stabil. Hal ini menunjukkan kredibilitas dan transparansi APBN Indonesia yang mampu menjaga daya saingnya di pasar global.

 

Secara keseluruhan, kondisi ekonomi global yang dipengaruhi oleh faktor geopolitik dan perang masih memberikan dampak pada kinerja APBN Indonesia.

 

Namun, dengan pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil dan upaya-upaya untuk mengatasi tantangan yang dihadapi, Indonesia diharapkan dapat terus menghadapi dinamika global dengan baik dan menjaga stabilitas ekonominya.***

 

Editor: Ahmad Riadi

Tags

Terkini

Terpopuler