WARTA LOMBOK – Sinopsis kali ini merupakan kelanjutan dari episode berikutnya dimana Kokila berhasil menghentikan pertunangan Ahem dengan Mansih hingga ia masuk rumah sakit karena serangan jantung yang ia alami.
Ahem membatalkan pertunangannya dengan Mansih karena Kokila mendadak terkena serangan jantung. Kokila dilarikan ke rumah sakit dan mendapatkan perawatan dokter.
Ahem menyalahkan Gopi atas semua yang menimpa ibunya dan Jigar membela Gopi.
Ahem dan Gopi terduduk di depan ruangan Kokila, mereka tidak bersuara satu dan lainnya. Meera dan Vidya datang menanyakan kondisi neneknya.
Baca Juga: 6 Makanan Nabati Kaya Omega-6 untuk Kesehatan Tubuh
Gopi menjawab keadaanya masih belum stabil, Meera marah pada Gopi karena telah mengacaukan acara pertunangan ayahnya dan Gopi pun marah karena Meera tak memiliki sopan santun bicara padanya.
Ahem teriak menghentikan mereka berdua kemudian dokter keluar mengabarkan jika Kokila telah baik-baik saja dan bisa dibawa pulang.
Gopi dan Jigar masuk ke kamar Kokila untuk melihat kondisi Kokila, Ahem dan anak-anaknya menghampiri mereka.
Kokila mengajak Ahem dan anak-anaknya pulang ke rumah Modhi namun Ahem serta Meera enggan bersuara.
Baca Juga: Sinopsis Gopi: Ahem Bertunangan dengan Mansih di Depan Gopi, Kokila Mencegahnya Hingga Sakit Jantung
Sikap Ahem membuat Kokila bersedih, ia memohon pada Ahem agar mau pulang namun Ahem tetap tidak menganggap Kokila sebagai ibunya lagi.
“Nenek, lebih baik nenek tinggal bersama kami hingga nenek sembuh,” ucap Vidya.
Kokila tersenyum dan mengatakan pada Vidya bahwa rumah Ahem bukanlah rumahnya.
“Gopi kita akan pulang tolong siapkan barang-barangku,” ucap Kokila lantang.
Baca Juga: Sinopsis GOPI: Ahem Mengusir Gopi dan Jigar karena Lebih Memilih Menikahi Mansih, Kokila Murka
“Nyonya Kokila Modhi anda bisa tinggal bersama kami hingga anda benar-benar sembuh,” kata Ahem.
Kokila semakin hancur mendengar perkataan Ahem yang tidak menyebutnya ibu melainkan nyonya Kokila.
Gopi, Jigar dan Kokila bersiap untuk pergi, Kokila pamit pada anaknya dan masih berharap Ahem akan ikut dengannya pulang.
“Jigar, satu hal yang ku mau darimu, jika aku mati tolong kabari Ahem pertama kalinya aku ingin dia hadir dalam upacara kematian ku,” ucap Kokila.
Ahem membalikan tubuhnya untuk menutup kesedihannya, ia menangis dan ia tak ingin Kokila mengetahuinya.
“Aku masih berharap kalian pulang ke rumah, namun jika ibumu ini punya salah aku mohon maaf Ahem, aku mohon temui aku jika aku mati kelak,” kata Kokila dan membalikkan tubuhnya kemudian meninggalkan Ahem serta anak-anaknya dan Mansih.
Ahem membalikkan badannya dan menjulurkan tangannya ingin berbicara namun suaranya tak bisa keluar. Ahem terseungkur duduk melepas kepergian ibu, Gopi dan Jigar.
Kokila, Gopi dan Jigar menuju bandara, Kokila masih berharap Ahem dan anak-anaknya menyusul mereka.
Jigar dan Gopi meninggalkan Kokila sendiri dan Kokila merasakan ada kehadiran Ahem di belakanganya. Ia menoleh kebelakang dan dari kejauhan terlihat Ahem beserta anak-anaknya menghampiri mereka.
Meera dan Vidya sangat bahagia dan memeluk neneknya, dan mengatakan bahwa mereka akan ikut tinggal bersama neneknya.
Tiba-tiba Mansih muncul di belakang mereka dan Gopi merasa sedih melihatnya. Ahem pun mengatakan bahwa Mansih akan bersama mereka hingga ia bisa menikahinya.
“Dan satu hal lagi yang perlu kalian pahami, Aku tidak pulang untuk keluarga Modhi melainkan untuk nyonya Kokila, dan aku akan tinggal bersamanya di apartemen,” ucap Ahem angkuh.
Kokila memegang tangan Gopi dan hendak berjalan namun Ahem melepaskannya dan ia memegang tangan ibunya dan berjalan. Gopi menjadi tersisih dan sedih.***