Network
Video Viral dan Panggilan Bantuan: Amy merilis video memilukan di media sosial, meminta bantuan dari pihak berwenang, KPAI, dan instansi terkait terkait pemisahan dengan anak-anaknya yang dibawa kabur oleh suaminya. Video tersebut menunjukkan momen ketika bayi Amy, yang masih berusia 3 bulan, digendong oleh wanita diduga sebagai Tisya Erni.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Kamis, 7 Maret 2024: Keberuntungan Pada Pisces! Capricorn dan Aquarius Bagaimana?
Kericuhan di Rumah Sakit: Kejadian mencengangkan terjadi di rumah sakit swasta di Jakarta Selatan, di mana Amy melabrak suaminya dan Tisya Erni, yang terlihat menggendong anaknya. Dalam video yang beredar, terlihat Amy berteriak pada Tisya Erni saat mengetahui bayinya digendong oleh wanita tersebut. Kericuhan terjadi dan menarik perhatian petugas keamanan setempat.
Upaya Putus Asa untuk Memulihkan Anak: Meskipun dengan usaha yang putus asa, Amy mencoba merebut kembali bayinya yang digendong oleh Tisya Erni. Namun, upayanya gagal setelah suaminya melindungi Tisya Erni.
Laporan ke Polda Metro Jaya: Akibat keributan di rumah sakit, Amy akhirnya melaporkan tindakan sang suami ke Polda Metro Jaya atas tuduhan pengambilan paksa anaknya.
Pertama kali aku melihat bayiku dan anak perempuan kami berpisah sejak 21 Januari 2024. Saat Tisya menggendong bayiku, aku merasa tak tahan. Bagaimana mungkin wanita selingkuhan ini memeluk buah hati saya? Ia bukan ibu kandungnya, tidak mampu memberikan kasih sayang seperti yang seharusnya. Aku hanya ingin sekali memeluk bayiku, namun mereka menghalangi langkahku. Aku berusaha memohon, tetapi mereka bahkan membayar polisi untuk mengawal mereka pulang," kata Amy dengan suara serak, menahan rasa sakitnya dalam sebuah video yang dibagikan melalui TikTok.
Baca Juga: Protes Dana BOS di pakai untuk Program makan siang geratis oleh PKS
Amy juga berbagi harapannya untuk mendapatkan bantuan dari pihak berwenang seperti polisi, KPAI, dan instansi terkait. Dalam ungkapannya, ia mengungkapkan kerinduannya untuk kembali bertemu dengan buah hatinya.
"Saya tengah mencari bantuan dari lembaga-lembaga di Indonesia. Telah saya hubungi polisi, KPAI, kedutaan Singapura, dan Korea, tetapi sayangnya belum ada bantuan yang diterima. Melalui media ini, saya berharap agar mereka yang mendengar ceritaku dapat membantu saya menemukan cara untuk mendapatkan kembali hak asuh anak-anak saya," ujar Amy dengan nada harap dalam suaranya.***
