Seberapa Kaya Arab Saudi, Raja Minyak Menjawab: Rp5.634 Triliun dari Minyak Saja

- 24 Februari 2021, 20:46 WIB
Ilustrasi Negara Arab Saudi
Ilustrasi Negara Arab Saudi //Pixabay/GLady

Negara-negara Teluk biasanya tidak mempublikasikan informasi tentang utang dan aset mereka secara keseluruhan.

Tetapi profil investasi PIF yang lebih berisiko dan infus pendanaan negara telah membuat ketidakjelasannya menjadi masalah bagi beberapa investor.

Baca Juga: Pondok Pesantren Cendekia DLM NW Aikmel Membuka Pendaftaran Santri Baru, Berikut Persyaratannya

“Transfer kekayaan dari kumpulan aset yang likuid seperti cadangan bank sentral ke investasi PIF yang kurang likuid (dan kurang transparan) meningkatkan profil risiko keseluruhan dari neraca sektor publik,” kata Kirjanis Krustins, direktur tim pemerintah Fitch.

“Investor utang cenderung melihat pemerintah dan entitas terkait pemerintah utamanya seperti PIF mewakili risiko yang secara substansial sama. Dengan demikian, peningkatan kompleks Saudi yang lebih luas pada titik tertentu dapat berdampak pada biaya pinjaman pemerintah sendiri, ”katanya.

Diketahui kantor media pemerintah tidak menanggapi permintaan komentar.

Pemerintah mulai bekerja pada paruh kedua tahun lalu pada apa yang disebut kerangka Sovereign Asset and Liability Management (SALM).

Diungkapkan juru bicara yang mengatakan itu adalah 'proyek jangka panjang' tanpa keputusan yang dibuat tentang kapan dan bagaimana hasilnya.

“Jika kami menggunakan benchmark, kami akan melihat negara-negara menghabiskan beberapa tahun untuk melaksanakan fase konsolidasi,” katanya tentang proyek tersebut.

Keuangan PIF luar biasa, asetnya telah membengkak menjadi $400 miliar atau setara Rp5.634 triliun pada tahun 2020  yang sebelumnya dari $150 atau setara Rp2.113 miliar pada tahun 2015.

Halaman:

Editor: Mamiq Alki

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah