Pelantikan Presiden Timor Leste Dihadiri Aktivis Iklim Termuda di Dunia

- 19 Mei 2022, 18:50 WIB
Licypriya Kangujam diundang untuk menghadiri pelantikan presiden Timor Leste Jose Ramos Horta.
Licypriya Kangujam diundang untuk menghadiri pelantikan presiden Timor Leste Jose Ramos Horta. /Instagram/@licypriyakangujam

WARTA LOMBOK - Di antara orang-orang besar yang menghadiri upacara pelantikan Presiden baru Timor Leste Jose Ramos Horta salah satunya adalah seorang aktivis iklim berusia 10 tahun dari India.

Licypriya Kangujam diundang sebagai tamu kehormatan khusus untuk pelantikan penerima Hadiah Nobel Perdamaian pada hari Kamis, sehari sebelum negara termuda di Asia itu memperingati 20 tahun kemerdekaan.

Timor Timur, yang secara resmi dikenal sebagai Timor-Leste, dijajah oleh Portugal pada abad ke-18 dan tetap di bawah kendalinya sampai tahun 1975.

Baca Juga: Ukraina Harap Cemas, Rusia Gunakan Senjata Laser Canggih Penghancur Jarak Jauh

Ketika Portugis mundur, pasukan dari Indonesia menyerbu dan mencaplok negara kepulauan itu sebagai provinsi ke-27.

Kangujam, yang merupakan pendiri organisasi lingkungan Gerakan Anak, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa ia sangat terkejut” ketika pertama kali mendapat undangan untuk menghadiri acara itu.

“Hanya presiden dan perdana menteri asing yang diundang sebagai tamu istimewa. Saya merasa undangan ini sangat istimewa dan memiliki pesan yang bagus tentang betapa negara-negara pulau kecil seperti Timor Leste terancam oleh perubahan iklim,” kata Licypriya Kangujam.

Aktivis iklim yang masih dianggap sebagai anak-anak itu mengungkapkan bahwa pengambilan keputusan tentang iklim cukup penting. 

Baca Juga: Menolak Vaksinasi! Korea Utara Meminta Warganya Berkumur Air Garam untuk Melawan Covid

“Pelibatan aktivis iklim di setiap bidang dan proses pengambilan keputusan cukup penting,” kata aktivis cilik yang disapa Kangujam itu.

Aktivis anak itu mengatakan kunjungannya akan memperkuat hubungan antara India dan Timor Leste.

Kangujam sendiri lahir di sebuah desa dekat Imphal di negara bagian Manipur, India timur laut. 

Ketika dia berusia lima tahun, keluarganya pindah ke Bhubaneswar di negara bagian pesisir Odisha, di mana Topan Titli pada 2018 dan Topan Fani pada 2019 menewaskan ratusan orang dan menghancurkan rumah.

Pada usia sembilan tahun, Kangujam pindah ke Noida di pinggiran ibu kota India, New Delhi, salah satu kota paling tercemar di dunia, di mana dia tinggal bersama ibu dan seorang adik perempuannya.

Baca Juga: Takjub! 5 Tempat Terindah di Bumi ini Seperti Negeri Dongeng

Siswa kelas lima itu mengatakan krisis iklim di Odisha dan masalah polusi di New Delhi meninggalkan kesan mendalam padanya dan menjadikannya salah satu aktivis iklim termuda di dunia.

Pada 2019, ia berbicara kepada para pemimpin dunia di Konferensi Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2019 (COP25) di Madrid, mendesak mereka untuk mengambil tindakan segera untuk menyelamatkan masa depan anak-anak seperti dia.

Halaman:

Editor: Herry Iswandi

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah