Tahanan Palestina Boikot Pengadilan Militer Israel, ‘Keputusan Kami Adalah Kebebasan’

- 4 Juli 2022, 08:30 WIB
ilustrasi Tentara Israel.
ilustrasi Tentara Israel. //WikimediaImages./pixabay.com//

WARTA LOMBOK – Ratusan tahanan administratif Palestina memboikot pengadilan militer Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap tahanan yang mogok makan.

Hisham Abu Hawwash (40), tahanan administratif asal Palestina, melakukan aksi mogok makan selama protes di desa Dura, dekat kota Hebron di Tepi Barat. Para tahanan yang memboikot pengadilan militer Israel tersebut memegang foto Hisham Abu Hawas yang dikabarkan terancam mati kelaparan akibat aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas.

Kondisi kesehatan Hisham Abu Hawas dikabarkan kian memburuk setelah melakukan aksi mogok makan selama 141 hari.

Baca Juga: Turki Mainkan Peran Penyeimbang Di Balik Ketegangan Israel-Iran

Dikutip tim wartalombok.com dari halaman resmi Al Jazeera yang diiterbitkan pada 4 Jan 2022 - Tahanan Palestina yang ditahan tanpa pengadilan atau dakwaan telah melancarkan boikot terhadap pengadilan militer Israel di Tepi Barat yang diduduki, ketika kelompok-kelompok tahanan memperingatkan bahwa satu tahanan yang melakukan mogok makan menghadapi "bahaya kematian yang akan segera terjadi".

Dalam langkah eskalasi yang disepakati oleh partai politik Palestina, 500 yang disebut tahanan administratif memulai tahun baru dengan menolak hadir untuk sesi pengadilan mereka. Boikot itu mencakup sidang-sidang awal untuk menegakkan perintah penahanan administratif, serta sidang-sidang banding dan sidang-sidang selanjutnya di Mahkamah Agung.

Di bawah spanduk, “Keputusan kami adalah kebebasan … tidak untuk penahanan administratif,” kata tahanan administratif dalam sebuah pernyataan, langkah mereka datang sebagai kelanjutan dari upaya lama Palestina “untuk mengakhiri penahanan administratif yang tidak adil yang dilakukan terhadap rakyat kami oleh pasukan pendudukan.”.

Baca Juga: SEMAKIN MEMANAS! Ukraina Menuduh Rusia Menjatuhkan Bom Fosfor di Snake Island

Mereka juga mencatat bahwa penggunaan kebijakan Israel telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir untuk memasukkan wanita, anak-anak dan orang tua.

Halaman:

Editor: Mamiq Alki

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah