Kementerian Kesehatan Gelar Vaksinasi Massal Covid-19 Bagi 1000 Tokoh Lintas Agama Tahap Pertama

25 Februari 2021, 06:00 WIB
Sebanyak 1000 tokoh lintas agama mengikuti vaksinasi massal Covid-19 yang digelar Kementerian Kesehatan beserta Kemenag di Masjid Istiqlal Jakarta /Facebook/Kementerian Kesehatan RI

WARTA LOMBOK - Kementerian Kesehatan bersama Kementerian Agama menggelar vaksinasi massal COVID-19 tahap pertama bagi 1000 tokoh lintas agama di Masjid Istiqlal Jakarta pada Selasa, 23 Februari 2021.

Total sasaran vaksinasi massal COVID-19 tersebut diperkirakan mencapai 5000 orang yang ditargetkan rampung dalam waktu 5 hingga 6 hari ke depan.

Adapun tenaga kesehatan dan vaksinator yang terlibat dalam vaksinasi COVID-19 ini, merupakan kolaborasi dari TNI, Polri, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Kantor Kesehatan Pelabuhan, RS Vertikal Kemenkes, Rumah Sakit berbasis keagamaan dan Poltekkes.

 Baca Juga: Program Vaksinasi Kepada Tenaga Pendidik Sudah Dimulai, Target Jokowi Seluruhnya 5 Juta Divaksin Covid-19

Secara teknis pelaksanaan vaksinasi dilakukan melalui 5 tahapan, tahapan pertama penerima vaksinasi menuju ke Meja 0 untuk verifikasi data, tahapan kedua dilanjutkan ke Meja 1 untuk pendaftaran, tahapan ketiga ke Meja 2 untuk skrining kesehatan, tahapan keempat ke Meja 3 vaksinasi, dan tahapan terakhir observasi.

Tokoh agama menjadi salah satu prioritas program vaksinasi COVID-19. Peran para tokoh agama, baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu memiliki tugas yang langsung berhubungan dengan masyarakat dalam melakukan pembinaan keagamaan.

Selain itu, vaksinasi massal COVID-19 ini sebagai upaya merajut keberagaman dan kebersamaan bangsa Indonesia untuk melawan pandemi COVID-19.

Kedepan, pola vaksinasi yang sudah berjalan ini diharapkan bisa menjadi contoh yang baik untuk diimplementasikan di 34 provinsi di Tanah Air.

 Baca Juga: Bisa Dijadikan Obat Ketombe, Tanaman Kecubung Kerap Dianggap Dapat Memabukkan

Pelaksanaan vaksinasi di Masjid Istiqlal mendapat respons baik dari berbagai kalangan pemuka agama. Mereka mendukung penuh program vaksinasi COVID-19, sebab ini merupakan wujud nyata dari komitmen pemerintah untuk melindungi seluruh masyarakat Indonesia.

Secara keseluruhan vaksinasi yang berlangsung hari ini berjalan dengan aman. Para peserta mengaku baik-baik saja, tidak merasakan gejala maupun reaksi tertentu pasca penyuntikan. Hal ini membuktikan bahwa vaksin COVID-19 aman bagi kesehatan tubuh.

Sebanyak 2 juta jiwa penduduk Indonesia telah disuntik vaksin COVID-19. Sejak dimulai pertama kali hingga saat ini, vaksinasi berjalan dengan aman.

Komnas KIPI dan Kemenkes mengonfirmasi bahwa sampai saat ini belum ditemukan adanya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang sifatnya serius.

Vaksin COVID-19 Sinovac telah teruji keamanan, mutu, khasiat dan kehalalannya. Vaksin ini dikembangkan menggunakan metode inactivated vaccine, yang telah terbukti aman, tidak menyebabkan infeksi serius serta hampir tidak mungkin menyebabkan seseorang terinfeksi.

Baca Juga: Sering Dianggap Tanaman Liar Biasa, Tanaman Babadotan Dapat Dikonsumsi Sebagai Obat

Lantas mengapa orang yang sudah divaksin masih bisa positif? Saat seseorang dinyatakan positif setelah vaksinasi, itu artinya saat divaksinasi seseorang tersebut sudah terpapar atau terinfeksi COVID-19 dan sedang dalam masa inkubasi.

Selain itu, vaksin COVID-19 membutuhkan dua kali dosis penyuntikan. Suntikan pertama ditujukan memicu respons kekebalan awal. Sedangkan suntikan kedua untuk menguatkan respons imun yang terbentuk.

Untuk menciptakan kekebalan yang efektif bagi tubuh, setidaknya butuh waktu 28 hari pasca penyuntikan kedua.

Jadi meskipun kamu udah divaksin, tetap terapkan protokol kesehatan 3M. Karena kemungkinan untuk terpapar virus akan tetap ada, namun potensi penderita mengalami gejala yang parah akan semakin kecil.***

Editor: Herry Iswandi

Sumber: Kementerian Kesehatan RI

Tags

Terkini

Terpopuler