Maksiat Hati dan Anggota Tubuh, Hingga Dosa Lidah dalam Islam (Bagian 5)

20 Januari 2021, 09:20 WIB
Ilustrasi prilaku meremehkan orang lain. /pixabay.com/kalhh

WARTA LOMBOK – Sebagaimana artikel sebelumnya, kami lanjutkan penjelasan tentang maksiat hati dan anggota tubuh hingga dosa lidah dalam Islam pada bagian kelima ini.

1. Mencela

Jangan sampai engkau mencela ciptaan Allah SWT, baik itu hewan, makanan, ataupun manusia.

Baca Juga: Maksiat Hati dan Anggota Tubuh, Hingga Dosa Lidah dalam Islam (Bagian 4)

Janganlah engkau dengan mudah memastikan seseorang yang menghadap kiblat sebagai kafir, atau munafik. Karena, yang mengetahui semua rahasia hanyalah Allah SWT.

Oleh karena itu, jangan mencampuri urusan antara hamba dan Allah SWT. Ketahuilah bahwa pada hari kiamat engkau tak akan ditanya, “Mengapa engkau tidak mencela si fulan? Mengapa engkau mendiamkannya?”

Bahkan, walaupun engkau tidak mencela iblis sepanjang hidupmu dan engkau melupakannya, engkau tetap tak akan ditanya tentang hal itu serta tak akan dituntut karenanya pada hari kiamat.

Tapi, jika engkau mencela salah satu makhluk Allah SWT baru engkau akan dituntut. Jangan engkau mencerca sesuatu pun dari makhluk Allah SWT.

Baca Juga: Maksiat Hati dan Anggota Tubuh, Hingga Dosa Lidah dalam Islam (Bagian 3)

Baca Juga: Wahai Para Wanita! Catat 8 Cara Menurut Islam Agar Selalu Terlihat Cantik Luar Dalam

Nabi Muhammad SAW sendiri sama sekali tidak pernah mencela makanan yang tidak enak. Jika beliau berselera dengan sesuatu, beliau memakannya. Jika tidak, beliau tinggalkan.

2. Mendoakan keburukan bagi orang lain

Peliharalah lidah untuk tidak mendoakan keburukan bagi suatu makhluk Allah SWT. Jika ia telah berbuat aniaya padamu, maka serahkan urusannya pada Allah SWT.

Dalam sebuah hadis disebutkan, “Seorang yang dianiaya mendoakan keburukan bagi yang menganiaya dirinya sehingga menjadi imbang, kemudian yang menganiaya masih memiliki satu kelebihan yang bisa ia tuntut kepadanya pada hari kiamat.”

Baca Juga: Maksiat Hati dan Anggota Tubuh, Hingga Dosa Lidah dalam Islam (Bagian 2)

Baca Juga: Pasangan Mesum Diciduk Polres Lombok Barat di Sebuah Tempat Hiburan Malam

Sebagian orang terus mendoakan keburukan bagi Hajjaj sehingga sebagian salaf berkata, “Allah menghukum orang-orang yang telah mencela Hajjaj untuknya, sebagaimana Allah SWT menghukum Hajjaj untuk orang yang telah ia aniaya.”

3. Bercanda, mengejek dan menhina orang

Peliharalah lidah mubaik dalam kondisi serius maupun canda karena ia bisa menjatuhkan kehormatan, menurunkan wibawa, membuat risau, dan menyakiti hati.

Ia juga merupakan pangkal timbulnya murka dan marah serta dapat menanamkan benih-benih kedengkian di dalam hati.

Baca Juga: Cara Budidaya Ikan Lele Bagi Pemula, Menggunakan Terpal untuk Efesiensi Lahan dan Maksimalkan Hasil

Baca Juga: 7 Sifat Istri yang Membuat Rezeki Suami Seret, Beberapa Diantaranya Sering Dilakukan

Oleh karena itu, jangan engkau bercanda dengan seseorang dan jika ada yang bercanda denganmu, jangan kau balas. Berpalinglah sampai mereka membicarakan hal lain.

Semua itu merupakan cacat yang terdapat pada lidah. Yang perlu kau lakukan adalah mengasingkan diri atau senantiasa diam kecuali dalam keadaan darurat.

Diceritakan bahwa Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. meletakan sebuah batu di mulutnya agar tidak berbicara kecuali saat perlu saja.

Baca Juga: Profil Ribka Tjiptaning, Sosok Anggota DPR RI yang Menolak Vaksin Covid-19

Baca Juga: LLK Selong Buka Kembali Pelatihan Gratis, Ahmad Wardi: Kita Punya Kouta 176 Orang dengan 11 Kejuruan

Beliau menunjuk lidahnya lalu berkata, “Inilah yang menjadi segala sumber bagiku. Kekanglah ia sekuat tenagamu, karena ia merupakan factor utama yang membuatmu celaka di dunia dan akhirat.”***

Editor: ElRia Shd

Sumber: Ihya Ulumudin

Tags

Terkini

Terpopuler