Penting! Adab Menerima Tamu yang Perlu Tuan Rumah Pahami

12 Agustus 2022, 14:55 WIB
Ilustrasi, Adab menerima tamu. /UNSPLASH/Amy Hirschi

WARTA LOMBOK - Dikunjungi dan mengunjungi saudara-saudara kita, terkadang menjadi moment yang sangat menyenangkan.

Antara tuan rumah dan tamu, saling bersuka cita, mungkin karena sudah lama tidak berjumpa. Moment tegur sapa dalam pertemuan bertamu benar-benar dinanti.

Namun, terkadang kita melupakan adab dalam menerima tamu, karena beberapa alasan. Lalu bagaimana adab menerima tamu, yang selayaknya kita perhatikan?

Dikutip wartalombok.com dalam postingan akun Facebook @Guru Muslimah Inspiratif, pada 3 Agustus 2022, berikut adab menerima tamu, yang selayaknya kita sama-sama indahkan.

Rasulullah saw. bersabda:

“Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR Bukhari).

Baca Juga: Tak Hanya Gus Samsudin, Pesulap Merah Bongkar Trik Pawang Hujan Rara

Pertama, disunahkan mengucapkan selamat datang kepada para tamu. Ibnu Abbas ra. meriwayatkan bahwasanya saat utusan Abi Qais datang kepada Nabi SAW, beliau bersabda:

“Selamat datang kepada para utusan yang datang tanpa merasa terhina dan menyesal.” (HR Bukhari).

Kedua, memuliakan tamu dan berusaha sebaik mungkin untuk menyediakan hidangan terbaik untuk mereka makan.

Allah SWT, berfirman yang artinya:

"Dan Ibrahim datang pada keluarganya dengan membawa daging anak sapi gemuk kemudian ia mendekatkan makanan tersebut pada mereka (tamu-tamu Ibrahim) sambil berkata, ‘Tidakkah kalian makan?’” (QS Adz-Dzariyat: 26—27).

Ketiga, dalam penyajian hidangan niatkan untuk mencontoh Rasul SAW dan para Nabi sebelum beliau, bukan bermaksud untuk bermegah-megah dan berbangga-bangga. Nabi Ibrahim as. diberi gelar “Abu Dhifan” (Bapak para tamu) karena kemuliaan beliau dalam menjamu tamu.

Baca Juga: Gangaa ANTV: Palash MARAH Kepada Gangaa, Sagar Dikelabuhi Kliennya, Jhanvi Depresi

Keempat, niatkan dalam menjamu tamu untuk memberikan kegembiraan kepada sesama muslim.

Kelima, tidak mengangkat makanan yang dihidangkan sebelum tamu selesai menikmatinya. Lalu di antara adab orang yang memberikan hidangan ialah mengajak mereka berbincang-bincang dengan pembicaraan yang menyenangkan, tidak tidur sebelum mereka tidur, tidak mengeluhkan kehadiran mereka, bermuka manis ketika mereka datang, dan merasa kehilangan saat mereka meminta izin untuk pulang.

Keenam, mendekatkan makanan kepada tamu saat menghidangkan makanan tersebut. Allah SWT berfirman yang artinya:

“Kemudian Ibrahim mendekatkan hidangan tersebut pada mereka.” (QS Adz-Dzariyat: 27).

Masa penjamuan tamu sebagaimana disabdakan Rasul SAW, adalah:

“Menjamu tamu adalah tiga hari, adapun memuliakannya sehari semalam dan tidak halal bagi seorang muslim tinggal, pada tempat saudaranya sehingga ia menyakitinya.”

Baca Juga: Menakjubkan! 5 Kehebatan Al-Qur'an yang tidak Ditemukan dalam Kitab Suci Lain

Para sahabat berkata, ‘Ya Rasulullah, bagaimana menyakitinya?’ Rasul berkata, ‘Sang tamu tinggal bersamanya sedangkan ia tidak mempunyai apa-apa untuk menjamu tamunya.’” (HR Baihaqi).

Terakhir, hendaknya mengantarkan tamu yang mau pulang sampai ke depan rumah.

Inilah adab-adab menerima tamu yang diajarkan dalam Islam. Semoga kita merupakan orang-orang yang selalu menjaga adab-adab tersebut sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW dan para Nabi sebelum beliau. Wallahualam.

Semoga Allah selalu memberikan kita rezeki yang cukup, sehingga saat ada saudara kita bertamu, ada kita suguhkan rezeki terbaik pula.***

Editor: Baiq Hurratul Hasanah

Sumber: Facebook @Guru Muslimah Inspiratif

Tags

Terkini

Terpopuler