Pada akhirnya akan menyebabkan keresahan (ketidak puasan) sang isteri atau merusak agamanya (menyebabkan perselingkuhan).
Kebaikan dan kebenaran seluruhnya ada dalam hadits, bahwasanya janganlah sekali-kali seorang suami ketika ia hendak senggama dengan isteri tanpa didahului dengan bersenda gurau, bermesraan dan bersenang senang.
Setelah itu barulah ia bertindak untuk melepaskan keinginannya (senggama).***