Posisi Berjimak dan Tata Krama yang Sehat Dalam Islam, yang Terakhir Paling Dilarang (Bagian 4)

- 24 Januari 2021, 16:30 WIB
Ilustrasi hubungan pasangan suami isteri.
Ilustrasi hubungan pasangan suami isteri. /pixabay.com/sasint

WARTA LOMBOK – Sebagaimana artikel sebelumnya, kami akan melanjutkan penjelasan tentang judul tersebut pada bagian empat ini.

Faedah yang pertama: Telanjang ketika tidur memiliki beberapa manfaat.

Diantaranya adalah dapat membebaskan tubuh dari panas yang timbul karena gerakan di siang hari, memudahkan untuk membalikkan tubuh ke kanan dan ke kiri, menimbulkan rasa gembira bagi istri dengan tambahan kemesraan.

Baca Juga: Posisi Senggama dan Tata Krama yang Sehat Dalam Islam, yang Terakhir Paling Dilarang (Bagian 3)

Menjalankan perintah, karena Nabi Muhammad SAW melarang menyia-nyiakan harta dan tidak diragukan lagi bahwa tidur dengan menggunakan pakaian dapat mempercepat rusaknya pakaian tersebut, dan menjaga kebersihan karena pada umumnya pada pakaian tidur terdapat kutu dan binatang yg sejenisnya.

Faedah yg kedua: Berkata sebagian ahli ilmu, bahwa disunahkan melipat pakaian di waktu malam guna mengembalikan pakaian itu pada keadaan semula dan membaca Basmalah ketika melipatnya.

Jika tidak, maka setan akan memakai pakaian tersebut di malam hari, sedang pemiliknya memakai di siang hari, dengan demikian akan mempercepat kerusakannya.

Nabi Muhammad Saw bersabda:"

أُطْوُرْ ثِيابَكم فإنّ الشّيْطَان لا يَلْبَسُ ثَوْباً مَطْوِياً

Baca Juga: Sikap Pesimis Ternyata Bisa Mendatangkan Keuntungan, Begini Penjelasannya

“Lipatlah pakaian kalian, karena sesungguhnya setan tidak mau memakai pakaian yang dilipat."

Ada juga hadits yang mengatakan:

أُطْوُرْ ثِيابَكم تَرْجِعُ إليهَا أروَاحُهَا

“Lipatlah pakaian kalian, karena pakaian itu akan kembali pada keadaan semula."

Dan diantara tata krama senggama adalah sebagaimana yang diterangkan oleh Ibnu Yamun: "Dan hendaklah kamu bercumbu rayu dengan isterimu, janganlah kamu takut".

"Merangkul, merapat dan mencium selain (mencium) matanya, lakukanlah dan hadapilah”.

Baca Juga: Bek Rasa Striker! Sergio Ramos Raih Gelar Pemain Belakang dengan Gol Terbanyak

Maka Ibnu Yamun menjelaskan, bahwasanya dianjurkan bagi seorang suami apabila ia hendak senggama, maka hendaklah ia memulai dengan bersenda gurau dengan isteri.

Kemudian bermain-main dengan isteri dengan sesuatu yang diperbolehkan, seperti meraba, merangkul, dan mencium selain mata isteri.

Adapun mencium mata maka akan menyebabkan perceraian sebagaimana keterangan yang akan datang.

Dan janganlah seorang suami ketika ia senggama dengan istri ia melakukannya dalam keadaan lupa diri.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:

Baca Juga: Indonesia Dilanda 197 Bencana Alam Selama Januari 2021, Didominasi Bencana Hidrometeorologi

"Janganlah sekali kali ada seseorang diantara kalian yang senggama dengan isteri, sebagaimana yang dilakukan hewan, dan hendaklah diantara keduanya menggunakan suatu perantara.

Kemudian Nabi ditanya, "Apakah yg dimaksud dengan perantara itu?" Nabi menjawab, yaitu mencium dan bercakap cakap dengan bahasa yang indah”.

Sebaiknya saat suami melakukan senggama hendaklah ia memulainya dengan penuh kelemah lembutan sambil bercakap-cakap dengan penuh kemesraan dan memberikan ciuman yang penuh dengan kehangatan.

Hal tersebut dilakukan karena sesungguhnya wanita cinta kepada pria, sebagaimana pria cinta kepada wanita. Maka jangan sampai suami senggama bersama isteri dalam keadaan lupa diri dengan melupakan semua perantara itu.

Kalau tidak begitu, maka suami hanya akan dapat memenuhi kebutuhannya saja sebelum kebutuhan isteri terpenuhi. Dengan kata lain suami akan mengalami ejakulasi sebelum isteri mengalaminya.

Baca Juga: Pelaku Penganiayaan WNA Finlandia Ditangkap Polres Lombok Tengah

Pada akhirnya akan menyebabkan keresahan (ketidak puasan) sang isteri atau merusak agamanya (menyebabkan perselingkuhan).

Kebaikan dan kebenaran seluruhnya ada dalam hadits, bahwasanya janganlah sekali-kali seorang suami ketika ia hendak senggama dengan isteri tanpa didahului dengan bersenda gurau, bermesraan dan bersenang senang.

Setelah itu barulah ia bertindak untuk melepaskan keinginannya (senggama).***

Editor: ElRia Shd

Sumber: Kitab Qurratul Uyun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x