Tradisi Bau Nyale dalam Bingkai Agama Islam

- 2 Februari 2021, 09:59 WIB
Rangkai Acara Kegiatan Tradisi bau Nyale
Rangkai Acara Kegiatan Tradisi bau Nyale /Instgaram/@lombokguide

WARTA LOMBOK - Legenda rakyat Putri Mandalika merupakan cerita teladan yang mengandung pesan syariat dan moral yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Sasak dan masyarakat Indonesia sekarang ini.

Adapun beberapa pelajaran yang bisa dijadikan pedoman dalam hidup dari legenda rakyat Putri Mandalika sebagai berikut.

1. Rela berkorban; Sifat ini tercermin pada sifat Putri Mandalika, ketika ia rela mengorbankan jiwa dan raganya demi menghindari terjadinya peperangan di antara beberapa kerajaan yang dapat mengakibatkan jatuhnya banyak korban jiwa.

Baca Juga: Sejarah Tradisi Bau Nyale, Pengorbanan Putri Mandalika

Baca Juga: Tradisi Bau Nyale dalam Bingkai Agama Islam

Ia lebih memilih mengorbankan jiwanya daripada mengorbankan jiwa orang banyak. Dalam islam sangat dianjurkan dan utama sifat-sfat rela berkorban, Abu Hurairah RA, Nabi sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barang siapa melepaskan seorang mukmin dari kesusahan hidup di dunia, niscaya Alloh akan melepaskan darinya kesusahan di hari kiamat, barang siapa memudahkan urusan (mukmin) yang sulit niscaya Alloh akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat.” (HR Muslim).

Karena itu jangan pelit berkorban untuk sesama. Ini semata-mata agar kita juga dapat dimudahkan dan mendapat kemuliaan. kemuliaan ummat ini bisa terjaga karena budaya memberi, menolong, berkorban sebanyak-banyak untuk orang lain benar-benar telah mengakar dalam setiap diri kita.

2. Kepemimpinan; sifat ini tercermin dari sifatnya yang mengambil keputusan dengan hati yang mantap dan memikirkan orang lain di atas kepentingannya sendiri.

Halaman:

Editor: Mamiq Alki

Sumber: Essai Lalu Usman Ali


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x