Stimulasi pada anak dapat dimulai sejak calon bayi berwujud janin. Perlu diketahui bahwa janin bukan makhluk yang pasif.
Di dalam kandungan, janin melakukan banyak aktivitas seperti bernapas, menendang, menggeliat, bergerak, menelan, mengisap jempol, dan lain sebagainya.
Alasan dasar diperlukannya stimulasi dini, yaitu ketika bayi berusia 6 (enam) bulan dalam kandungan, miliaran sel otak dibentuk, tetapi belum ada hubungan antar sel otak.
Sel-sel otak itu akan berhubungan jika anak mendapat rangsangan sehingga membentuk hubungan baru atau sinaps.
Baca Juga: Peruntungan Shio Hari Ini, 23 Agustus 2022: Ular, Anda Menemukan Banyak Kebahagiaan, Tikus dan Naga?
Semakin dirangsang, maka semakin kuat hubungan antara sel-sel otak itu. Dengan adanya fakta seperti ini, maka selayaknya memang orang tua melakukan stimulasi sedini mungkin.
Dalam hal ini, peran ibu sebagai wadah (rahim) calon bayi, benar-benar sangat perlu. Bantuan ayah, serta lingkungan juga sangat perlu, bisa dengan menjaga keadaan psikis ibu, agar tidak setres saat mengandung. Begitu berlanjut sampai pada fase-fase selanjutnya.***