Network
WARTA LOMBOK - Kawasan pegunungan Gayo, dengan ketinggian mencapai 1200 meter di atas permukaan laut, telah lama menjadi sorotan sebagai tempat yang menakjubkan.
Berkaitan dengan ketinggian tersebut, suhu di wilayah ini stabil sekitar 20°C, menciptakan kondisi yang sangat ideal untuk budidaya tanaman kopi. Salah satu varietas kopi yang berkembang di sini adalah Kopi Gayo.
Kopi Gayo, atau dikenal sebagai Gayo Coffee dalam bahasa Inggris, adalah varietas kopi arabika yang dihasilkan dari dataran tinggi Gayo, Aceh Tengah, Indonesia.
Baca Juga: 7 Destinasi Wisata Alam yang Tak Tertandingi Di Pulau Lombok, Nomor 6 Instagramable Banget
Perkebunan kopi ini telah menjadi bagian integral dari kehidupan dan ekonomi masyarakat Aceh sejak zaman kolonial Belanda.
Pada awalnya, Belanda memperluas areal kebun kopi di daerah penting Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah. Perkebunan kopi ini telah ada sejak tahun 1908 dan terus tumbuh subur di wilayah tersebut.
Kawasan dataran tinggi Gayo, terutama di Kabupaten Aceh Tengah, merupakan rumah bagi perkebunan kopi terluas di Indonesia. Dari total 81.000 hektar perkebunan kopi di Aceh, sekitar 41.000 hektare berada di Bener Meriah dan 39.000 hektare berada di Aceh Tengah.
Baca Juga: Dispatch Ungkap Aktor Lee Jae Wook dan Karina Aespa Berkencan !
Sejarah penyebaran tanaman kopi ke Indonesia dimulai pada abad ke-17 oleh Belanda. Mereka membawa biji Arabika Mocca dari Arab ke Batavia (sekarang Jakarta), dan budidaya kopi Arabika pertama kali dilakukan di daerah Jatinegara, Jakarta.
Penyebaran kopi kemudian mencapai dataran tinggi Gayo di Kabupaten Aceh Tengah, dan sejak itu, kopi Gayo telah menjadi mata pencaharian utama bagi mayoritas masyarakat setempat. Bahkan, wilayah ini menjadi sentra kopi kualitas ekspor satu-satunya di Aceh Tengah.
