WARTA LOMBOK - Ketupat menjadi salah satu ciri khas dari lebaran Idul Fitri. Ketupat ini seringkali dijadikan sebagai pendamping opor ayam untuk dinikmati bersama keluarga atau kerabat yang datang bertamu usai melaksanakan Salat Id.
Banyak yang lebih memilih memakan ketupat ketimbang nasi saat momentum lebaran. Sebab ketupat dirasa lebih nikmat dimakan bersamaan dengan opor ayam.
Selain memiliki kenikmatan tersendiri, ternyata ketupat juga memiliki filosofis di dalamnya. Hal inilah yang jarang orang-orang ketahui.
Untuk lebih jelasnya, dilansir Warta Lombok dari postingan akun Instagram.com/@kementerianpertanian pada Jum'at, 12 April 2024, berikut penjelasannya.
Makna Filosofi Ketupat
Ketupat merupakan simbol perayaan Hari Raya Islam di Jawa sejak masa Pemerintah Demak pada abad ke-15.
Ketupat melambangkan nafsu dunia yang dibungkus dengan hati nurani. Selain itu, ketupat juga merupakan demitologisasi desakralisasi pemuja Dewi Sri yang dimuliakan sejak masa Kerajaan Majapahit dan Pajajaran.
Ada beberapa komponen yang terdapat pada ketupat, di antaranya:
Baca Juga: Gempar Pedagang Kelapa Muda Dadakan Raih Sukses di Bulan Ramadan