Siswa ini Berani Melontarkan Kritikan Pedas Kepada Presiden dan Mendikbud terkait Kurikulum Pendidikan

27 Mei 2022, 15:01 WIB
Anjelina Yulianti, siswa SMAS St. Familia Wae Nakeng melontarkan kritikan pedas kepada Presiden Jokowi dan Mendikbud Nadiem Makarim. /Tangkap layar YouTube.com/SMAS ST. FAMILIA WAE NAKENG

WARTA LOMBOK – Seorang siswa bernama Anjelina Yulianti melontarkan kritikan pedas kepada Presiden Jokowi dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.

Siswa tersebut mengkritik kebijakan pemerintah yang sering melakukan pergantian terhadap kurikulum pendidikan.

Anjelina Yulianti yang merupakan Ketua Osis SMAS St. Familia Wae Nakeng, Lembor, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur tidak ragu melontarkan kritikan pedas kepada Presiden Jokowi dan Mendikbud Nadiem Makarim.

Baca Juga: Profil Singkat Buya Syafii Maarif, Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah yang Meninggal Dunia Hari Ini

Ia dengan tegas melontarkan kritik atas kurikulum pendidikan yang selalu berubah dan ia juga menganggap hal itu menjadi faktor penyebab pendidikan di Indonesia tidak bisa maju.

Kritikan tersebut disampaikan Anjelina Yulianti di hadapan anggota Komisi X DPR Andreas Hugo Pareira.

Sebagaiman diberitakan Pikiran Rakyat dalam artikel “Kurikulum Terus Berubah, Siswa 'Tampar' Presiden dan Mendikbud: Mungkin Ini Sebab Pendidikan Kita Kurang Maju”, ia melontarkan kritikan pedas terhadap Presiden Jokowi dan Mendikbud Nadiem Makarim atas kebijakan kurikulum pendidikan di Indonesia yang tidak konsisten.

"Mewakili seluruh siswa-siswi SMAs ST. Familia Wae Nakeng ini, ingin memberikan satu usulan berkaitan dengan kurikulum pendidikan di Indonesia," ujar Anjelina Yulianti.

Anjelina Yulianti kemudian mengungkapkan bagaimana tren kurikulum pendidikan di Tanah Air sering berganti.

Baca Juga: Luar Biasa ! Siswa MAN 1 Mataram Sabet 30 Medali dalam Ajang ONC 2022 

"Kita ketahui bersama bahwa kurikulum di Indonesia ini terdiri atas KTSP, Kurikulum 2013, dan ada lagi yang baru-baru ini kurikulum merdeka belajar," ucap Anjelina Yulianti.

"Trennya selama ini di Indonesia, sudah dari dulu, ketika presiden diganti atau pun ketika Menteri Pendidikan diganti, maka kurikulum pendidikan pun ikut berganti," tutur Anjelina Yulianti.

"Jadi kesannya kurikulum ini hanya dilakukan hanya untuk uji coba saja karena sering berganti ketika presiden itu diganti dan juga Menteri pendidikan diganti," kata Anjelina Yulianti menambahkan.

Dia pun menilai hal itu sebagai salah satu alasan pendidikan di Indonesia tak kunjung mengalami kemajuan.

Baca Juga: GPMB, PUSDA NTB dan Infinity Book Adakan Bedah Buku, Usman Ali Tekankan Pentingnya Literasi Bagi Masyarakat

"Jadi menurut saya, mungkin salah satu penyebab pendidikan di Indonesia ini kurang adanya kemajuan itu karena adanya pergantian kurikulum yang dilakukan secara terus menerus," ujar Anjelina Yulianti.

Dia juga mengungkapkan bahwa kerap berubahnya kurikulum pendidikan justru membuat siswa dan pengajar kewalahan.

"Jadi dampaknya bagi kami para pelajar adalah kami belum mampu memahami kurikulum yang sedang berjalan, lalu dipaksa lagi untuk beradaptasi dengan kurikulum yang baru," kata Anjelina Yulianti.

"Jadi kami mengalami kewalahan, dan mungkin para bapak ibu guru pun mengalami kewalahan ketika beradaptasi dengan kurikulum yang baru lagi," ucap Anjelina Yulianti menambahkan.

Baca Juga: Viral! Aksi Pengeroyokan 3 Orang Siswi SMP Terhadap Rekannya di Alun-Alun Kota Semarang

Oleh karena itu, Anjelina Yulianti meminta Andreas Hugo Pareira untuk menyampaikan aspirasinya itu kepada Presiden maupun Mendikbud.

"Jadi saya mewakili seluruh pelajar Indonesia ingin memberikan sebuah aspirasi kepada bapak Andreas, sampaikan aspirasi kami ini kepada bapak Presiden atau pun kepada bapak Menteri Pendidikan, apa boleh ditetapkan hanya satu saja kurikulum yang kurikulum itu betul-betul sesuai dengan ketentuan pendidikan di Indonesia," tutur Anjelina Yulianti.

"Dan kami sangat mengharapkan kurikulum yang ditentukan itu betul-betul sesuai dengan atas dasar kajian analisis yang sangat mendalam supaya tidak terkesan hanya sebagai perlakuan uji coba saja dalam dunia pendidikan," ujar Anjelina Yulianti.*** (Eka Alisa Putri/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: ElRia Shd

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler