Sindir Capres yang Sering Marah-Marah, Jusuf Kalla: Kepala Negara Lain Bisa Ditonjok

10 Januari 2024, 17:39 WIB
Potret mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla /Instagram/@jusufkalla

WARTA LOMBOK – Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, kontestasi pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) kian berwarna. Banyak pihak yang memberikan respons kepada para Pasangan Calon (Paslon), salah satunya yakni Jusuf Kalla atau yang biasa disebut JK.

Jusuf Kalla merupakan sosok Wakil Presiden yang pernah mendampingi 2 Presiden di masa yang berbeda. Sebelumnya, ia sebagai Wakil Presiden ke-10 mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan pernah mendampingi Presiden Joko Widodo sebagai Wakil Presiden ke-12 RI.

Dengan pengalamannya dalam mendampingi Kepala Negara sebanyak 2 kali, bukan hal yang tidak mungkin jika Jusuf Kalla memiliki pemahaman tentang kenegaraan. Hal ini ia tunjukkan dengan menyinggung salah satu Calon Presiden (Capres) yang turut berkompetisi pada Pemilu 2024 mendatang.

Baca Juga: Capres dari Partai 'Wong Cilik', Ganjar Dinilai Bakal Perkuat Bansos

Baru-baru ini, Jusuf Kalla menyinggung salah satu Capres yang dinilai sering marah atau tersulut emosi. Ia mengaku tak bisa membayangkan bagaimana jika Indonesia harus dipimpin oleh sosok yang memiliki sifat tempramental.

Mantan Wakil Presiden tersebut lantas membayangkan seandainya Capres yang suka marah-marah tersebut berdebat dengan Kepala Negara lain. Kemungkinan, kata JK, Kepala Negara yang menjadi lawan debatnya tersebut bisa dipukul.

“Kawan kita yang satu marah terus, bagaimana kira-kira negara dipimpin oleh orang yang suka marah? Bagaimana kira-kira kalau dia berdebat dengan kepala negara lain? Bisa ditonjok kepala negara lain. Jadi, harus hati-hati memilih pemimpin,” kata Jusuf Kalla di acara pertemuan antara pengusaha dan Calon Wakil Presiden nomor urut 1, yakni Muhaimin Iskandar, di Surabaya, Jawa Timur, pada Rabu, 10 Januari 2024.

Baca Juga: Pengamat: Ganjar Pemenang Debat Ketiga, Faktor Prabowo Tiga Kali Setuju

Lebih lanjut, Jusuf Kalla juga mengungkapkan soal pedoman dalam memilih calon pemimpin menurut ajaran agama Islam. Ia menyampaikan bahwa memilih pemimpin, harus sesuai dengan sifat Nabi Muhammad SAW. seperti tabligh, cerdas, amanah, dan jujur.

“Kalau tabligh siapa yang terbaik? Anies. Kalau yang cerdas siapa? Anies. Yang paling amanah? Anies. Paling jujur siapa? Anies. Nah, itu aja pegangannya. Karena kita kan harus mengikuti ilmu Rasulullah,” tuturnya.

JK Kompori Cak Imin

Dalam acara pertemuan antara pengusaha dengan Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 1, yakni Muhaimin Iskandar, Jusuf Kalla kemudian memantik api semangat perjuangan Cak Imin dalam berkompetisi pada Pemilu 2024.

Baca Juga: Ancaman Peretasan Mengglobal, Ganjar Usul Pengangkatan Dubes Siber dan Pembentukan Badan Siber di Polri

Menurut JK, seharusnya Cak Imin tidak boleh kalah dengan Cawapres nomor urut 2, yakni Gibran Rakabuming Raka.

“Kita harap ini, masa kalah dengan Gibran? Kelewatan kan. Kalau dengan pak Mahfud ini memang bersaing. Enggak apa-apa,” kata mantan Wakil Presiden tersebut.

Politisi senior Partai Golkar ini menuturkan koalisi partai politik akan berubah jika Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 berlangsung dalam dua putaran. Dia menyebut koalisi baru yang akan lahir di putaran kedua Pilpres 2024 bakal memenangkan kontestasi politik 2024.

Baca Juga: Debat Capres 2024 : Ganjar Pranowo Kasih Poin 5 untuk Kinerja Mentri Pertahanan, Anies 11 dari 100

“Yang diperkirakan dua putaran. Kalau dua putaran itu tentu nanti akan koalisi baru lagi, dan koalisi baru ini yang akan menang. Kalau satu putaran bisa 85 juta suara, itu tidak mudah,” ujarnya.***

Editor: Mamiq Alki

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler