Baca Juga: KNTBM dan PERPUSDA NTB Perkuat Kerjasama Kelembagaan; Dorong Gerakan Literasi Lebih Kolaboratif
Pemeriksaan ini pun sudah lama di tunggu dan sangat diterima oleh Aprilia. Pemeriksaan meliputi jumlah kadar Hormon Testoteron, Urologi, dan MRI dan Aprilia masih menjalani perawatan di RSPAD Gatot Subroto.
“Kelainan pada system reproduksi cukup sering terjadi, bahkan menempati peringkat kedua dari jumlah kasus yang biasa terjadi untuk kelahiran bayi laki-laki. Menurut data, disetiap bayi laki-laki yang lahir ada satu yang alami kelainan ini,” jelas Andika.
“Jadi saya konsultasi tawarkan apa yang bisa kami bantu untuk dia. Akhirnya sersan manganang rupanya sambal dengan excited. Ini yang ditunggu-tunggu,” tambahnya.
Andika juga menegaskan bahwa Sersan Aprilia Manganang bukan transgender karena Sersan Aprilia Manganang tidak melakukan operasi pergantian alat kelamin.
Tetapi memang dia dilahirkan dalam kondisi pria yang memiliki kelainan Reproduksi Hipospadia.
Baca Juga: Prajurit TNI Asal Lombok Gugur, Diberondong Usai Sholat Subuh oleh KKB di Papua
“Kemungkinan para medis melihat hanya secara fisik bahwa anak ini perempuan. Kondisi ini terus berlangsung sampai dia SD dan SMP di Tahuna, lalu pindah SMA ke Manado. Sampai akhirnya 2016 Angkatan Darat melihat prestasi dari anak ini. Itulah kenapa Angkatan Darat saat itu memutuskan merekrut dia dalam program rekrutmen khusus bintara berprestasi,” jelas Andika kembali.***