Hal ini dikarenakan mereka terbiasa mengutamakan kekuatan pikiran dalam menyelesaikan suatu masalah, sehingga cenderung lebih menyukai gaya debat yang dinamis. Sementara generasi muda yang lebih konservatif dinilai tak terlalu menyukai ajang debat seperti itu.
Menurut Firman, generasi muda yang lebih konservatif dinilai mungkin lebih menyukai debat yang bersifat lebih santun atau lembut. Namun, debat yang terlalu santun, mungkin tidak mampu mengungkapkan kemampuan atau cara berpikir yang sesungguhnya dari para calon.
Baca Juga: Yusuf Kalla Hadiri Konsolidasi AMIN Di Jawa Timur Bersama Cak Imin
“Jadi (debat dengan intensi menyerang) tidak masalah, karena kan yang diserang adalah gagasannya,” tutur Pengamat Budaya dan Komunikasi Digital tersebut.***