Kementerian Agama : Resonansi Indonesia? (Tilikan Hari Amal Bhakti Kemenag RI Ke-77)

- 2 Januari 2023, 19:34 WIB
Dr. Lalu Sirajul Hadi,M.Pd
Dr. Lalu Sirajul Hadi,M.Pd /Dok. Warta Lombok

Oleh : Dr. Lalu Sirajul Hadi,M. Pd. (Kepala MAN 1 Mataram, Ketua KNTB Membaca)

WARTA LOMBOK - Kementerian Agama Republik Indonesia memiliki akar historis yang panjang, sarat dengan dinamika pristiwa dan makna. Dalam persepektif sejarah, Kementerian Agama lahir dari sebuah gagasan besar, cerdas dan bernas para tokoh bangsa, tentang pentingnya negara, agar memiliki perangkat yang dapat memfasilitasi kehidupan umat beragama di Indonesia, untuk terwujudnya kebaikan, kerukunan dan kedamaian beragama dan berbangsa, dalam frame Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam beberapa literatur dan sumber-sumber rujukan kerdibel (masyhur), ditemukan bahwa tokoh yang pertama kali menyampaikan gagasan dan usulan tentang pentingnya pembentukan Kementerian Agama adalah Mr. Muhammad Yamin. Gagasan dan pemikiran itu disampaikannya, dalam rapat besar BPUPKI pada tanggal 11 Juli 1945, yang kemudian disebutnya dengan istilah kementerian yang istimewa.

Melalui proses panjang, dengan pergumulan logika, dialektika pikiran dan persepktif politik antar tokoh, yang saat itu dalam proses mencari titik temu, telah menjadikan gagasan pembentukan Kementerian Agama sebagai tema diskursus dan mendapatkan atensi serius, dalam berbagai forum diskusi, dialog dan pertemuan penting, dan tentu dengan ragam argumentasi yang berkualitas tinggi. Tujuan utamanya adalah demi terjaganya NKRI, serta agar tetap dapat bersandingnya dengan baik (rukun), kehidupan antar pemeluk agama yang ada di Indonesia. Hal ini juga sekaligus menegaskan, bahwa pilihan Indonesia sebagai negara ( satete ) dalam hubungannya dengan Agama adalah lebih cendrung pada hubungan intersectional, bukan integrated dan bukan juga scularistic (Abdillah, 2002).

Baca Juga: Prodi Fisika FTK UIN Mataram Gelar International Webinar dan Parallel Session Kerjasama dengan UPSI Malaysia

Agama sebagai inspirasi dan sumber nilai-nilai universal, dalam kontek kehidupan berbangsa, dapat dijadikan sebagai sebuah “resonansi” yang menghadirkan getaran dan semangat yang “produktif-konstruktif” dalam membanguan bangsa Indonensia, untuk menjadi bangsa yang maju dan berperadaban unggul. Kualitas dan keunikan Indonesia sebagai bangsa besar, justru tidaklah ditentukan karena keragaman, kesamaan atau homoginitasnya. Namun, karena Indonesia sebagai negara dan bangsa yang memiliki keberagaman dan kemajemukan yang luar biasa. Orkestra kemajemukan inilah, yang kemudian menjadikan Indonesia menghadirkan resonansi, dalam getaran semangat saling menghormati, untuk kemudian menjadi bangsa yang mampu saling menjaga dan saling menghargai, di tengah-tengah perbedaan yang ada.

Dalam perspektif lain, fungsi agama sebagai rahmatan lil’alamin, menjadikan agama sebagai sesuatu yang “esensial” dalam kosmos kehidupan makhluk di langit dan di bumi. Dimensi fungsi ini mengandung makna, bahwa agama memiliki peran yang sangat penting dan mendasar, dalam mempengaruhi prilaku dan sikap kehidupan manusia. Keniscayaan ini pulalah yang sekaligus menegaskan, bahwa pada setiap agama, termasuk juga setiap agama yang berkembang di Indonesia, terkandung di dalamnya pesan dan nilai-nilai yang berlaku universal tentang kebaikan dan kemaslahatan bagi alam beserta segala isinya, tidak terkecualikan bagi bangsa dan negara Indonesia.

Baca Juga: Luar Biasa! Prodi Tadris Fisika Sukses Adakan Kegiatan Refreshment Beban Kerja Dosen (BKD) UIN Mataram

Sebagai makhluk Tuhan yang beragama, yang hidup dan tinggal bersama di rumah besar Indonesia, maka penting juga untuk selalu dihadirkannya cara beragama yang “rahmah”, yang setiap saat menjadi “mozaik”, beresonansi secara baik dalam mendorong semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Beragama yang diterejemahkan dalam tafsir dan spektrum inklusif dalam konteks Indonesia, adalah sikap penting yang harus terus ditunjukan oleh semua. Karena hal demikian, memiliki relevansi dengan latar dan setting keberagaman dan kemajemukan yang ada.

Halaman:

Editor: Mamiq Alki


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah