Pemerintah RI Tidak Menjawab Proposal Investasi Tesla, Arianto Sangadji: Pernyataan Elon Musk Kontradiktif

- 28 Februari 2021, 09:07 WIB
CEO Tesla Elon Mus
CEO Tesla Elon Mus /Instagram.com/@elonrmuskk

WARTA LOMBOK - Ketika produsen kendaraan listrik Amerika Tesla mengincar investasi besar-besaran di Indonesia, kekhawatiran berkembang atas potensi konsekuensi lingkungan dari serbuan penambangan nikel.

Diberitakan Tesla dilaporkan telah mengajukan proposal untuk membangun fasilitas produksi baterai di negara itu (indonesia), meskipun belum ada pengumuman resmi yang dibuat atau membuat keputusan oleh pemerintah yang tetap masih bungkam tentang detailnya infromasih tersebut.

Namun, prospek Indonesia menjadi hubungan global untuk produksi baterai dalam revolusi kendaraan listrik (EV), dan penghubung utama dalam rantai pasokan global, telah memperlihatkan peningkatan penambangan dan pemrosesan nikel di seluruh negeri.

Baca Juga: Presiden Tokyo 2020 Seiko Hashimoto: Olimpiade Tokyo Harus Memiliki Suporter yang Mengisi Dilapangan

Indonesia memiliki sumber daya nikel yang sangat besar ia memiliki sekitar seperempat dari seluruh pasokan dunia.

Yang mana adalah salah satunya logam yang semakin penting dalam baterai karena sifat-sifatnya yang memungkinkan kemampuan energi massa dalam pembuatan bateri itu sendiri.

Analisis Macquarie Bank memperkirakan Indonesia dapat menjadi sumber setengah dari pasokan nikel dan baja tahan karat global dalam empat tahun.

Nikel dipandang sebagai komponen baterai pengganti untuk kobalt, yang lebih mahal dan menimbulkan masalah hak asasi manusia karena ditambang di Republik Demokratik Kongo.

"Saya hanya ingin menekankan kembali, setiap perusahaan pertambangan di luar sana, tolong menambang lebih banyak nikel. Di mana pun Anda berada, tolong menambang lebih banyak nikel," kata CEO Tesla Elon Musk dalam panggilan konferensi kuartalan Tesla pada Juli tahun lalu, seperti yang dilansir wartalombok.com dari Channel News Asia.

Elon Musk juga menekankan mengenai efisiensi terkait penambangan nikel nantinya.

“Lakukan efisiensi, penambangan nikel yang jelas ramah lingkungan dengan volume tinggi. Tesla akan memberi Anda kontrak besar untuk jangka waktu yang lama, jika Anda menambang nikel secara efisien dan dengan cara yang peka terhadap lingkungan. Tolong kita bisa dapatkan nikel nya," katanya.

Baca Juga: CEO Lucid Motors Luncurkan Mobil Listrik Mewah Murah untuk Menyaingi Tesla Model 3 pada Tahun 2024

Tetapi seruan Musk untuk nikel berkelanjutan di lanskap Indonesia saat ini akan menjadi hal yang sulit untuk dijawab, menurut analis.

Penambangan nikel di Indonesia memiliki rekam jejak yang kotor dan terburu-buru untuk mengekstrak dan memproses lebih banyak akan menambah tekanan pada industri dengan aturan dan regulasi yang tidak jelas.

Namun dikatakan pernyataan Elon Musk tersebut kontradiktif.

“Menurut saya pernyataan itu adalah ilusi atau pernyataan yang kontradiktif. Apa arti nikel berkelanjutan,? Penambangan adalah produksi yang tidak berkelanjutan, ”kata Arianto Sangadji, peneliti terkemuka industri dari York Center for Asian Research di York University.

Arianto juga menjelaskan akan dampak dari penambangan bahan bakar fosil yang cukup besar dan berkelanjutan.

Baca Juga: Tahunan Consumer Reports: Tesla Dan Toyota Mendominasi Sebagai Kendaraan GoGreen Pada Daftar Pilihan Teratas

“Anda harus mengonsumsi bahan bakar fosil dalam jumlah besar untuk menjalankan mesin untuk membuka hutan, menggali tanah, dan mengangkut bijih. Semakin banyak bijih nikel yang dihasilkan, semakin banyak pula konsumsi bahan bakar fosil yang berdampak besar pada perubahan iklim, ”ujarnya.***

Editor: Mamiq Alki

Sumber: Channelnewsasia.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah