Simak Sejarah Kereta Rel Listrik yang Telah Dinikmati oleh Masyarakat Batavia Pada Zaman Kolonial

- 5 Mei 2021, 07:50 WIB
Masyarakat Batavia sudah menikmati layanan listrik yang dibuka oleh perusahaan listrik NIEM.
Masyarakat Batavia sudah menikmati layanan listrik yang dibuka oleh perusahaan listrik NIEM. /Twitter.com/@keretaapikita

WARTA LOMBOK - Masyarakat Batavia sudah menikmati layanan listrik sejak 1897 atau pada zaman kolonial dengan dibukanya jaringan listrik.

Dibukanya jaringan listrik pada zaman kolonial untuk masyarakat Batavia pertama kali dilakukan oleh perusahaan listrik Nederlandsch-Indische Electriciteit Maatschappij (NIEM).

Adapun PLTA pertama yang dibangun untuk KRL adalah PLTA Ubrug karena listrik yang dibutuhkan cukup besar dan harus dibangun sendiri.

Baca Juga: Hati-hati Penipuan! Direktorat Jenderal Perbendaharaan Tidak Akan Memungut Biaya Untuk Pemberian Layanan

Dikutip wartalombok.com dari akun Twitter KAI @keretaapikita pada 2 Mei 2021, PLTA Ubrug dibangun dan mulai beroperasi sejak 1923.

Sebagian besar listrik yang dihasilkan oleh PLTA Ubrug dipakai oleh KRL Jatinegara-Tanjung Priok, dan gardunya dibangun pada 1924.

Teknologi listrik yang masuk ke Batavia meluas ke bidang transportasi seperti pengembangan transportasi berbasis rel yang lebih modern dan ramah lingkungan.

Pengembangan transportasi berbasis rel yang lebih modern dan ramah lingkungan dilakukan melalui peluncuran trem bertenaga listrik Batavia Electrische Tramweg Maatschappij (BETM) pada 1899.

Salah satu jenis sarana kereta api yang memakai listrik sebagai tenaga penggeraknya yaitu kereta rel listrik (KRL) yang beroperasi sejak 1925.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Rabu, 5 Mei 2021: Cancer, Leo, dan Virgo, Bersiap Untuk Bertemu Pasangan Istimewa

Jawatan kereta api negara Staatsspoor en Tramwegen (SS) harus membangun pembangkit listrik sendiri untuk kebutuhan listrik yang besar.

Sejak 1916 unit baru SS bernama Waterkracht Bureau (Biro Tenaga Air) sudah merencanakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di sungai Cianten dan Cimandiri.

Biro tersebut lalu berkembang setahun kemudian menjadi perusahaan negara tersendiri bernama Dienst voor Waterkracht en Electriciteit (Dinas Tenaga Air dan Listrik).

Dienst voor Waterkracht en Electriciteit berada di bawah kendali Kementerian BUMN Hindia Belanda (Gouvernementsbedrijven).

PLTA siap menjadi pemasok utama listrik KRL lintas Jatinegara–Tanjung Priok agar perjalanan KRL dapat berlangsung lancar.

Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Mengerahkan 5000 Personil Gabungan Untuk Mengendalikan Keramaian di Pasar Tanah Abang

Gardu induk dianggap berperan penting untuk mengalirkan arus listrik 1500 volt lewat kabel Listrik Aliran Atas (LAA) yang dipasang di atas lintasan rel.

Melalui pantograf di atap kereta dan lokomotif, tegangan listrik diubah menjadi energi yang memutar motor listrik. Motor inilah yang menggerakkan roda kereta agar bisa berjalan.***

Editor: ElRia Shd

Sumber: Twitter @keretaapikita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x