Kerajinan Anyaman Ketak, Penopang Perekonomian Masyarakat NTB Dengan Keunikan Warna yang Eksotis Saat Disimpan

3 April 2021, 14:21 WIB
Kerajinan ketak khas Lombok. /Instagram.com/@rumah_prop

 

WARTA LOMBOK - Pulau Lombok dikenal dengan beragam jenis kerajinan, salah satunya adalah anyaman ketak.

Kerajinan anyaman ketak berasal dari Desa Karang Bayan, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Tidak hanya di Desa Karang Bayan saja, kerajinan anyaman ketak mampu menjadi primadona baik di dalam maupun luar negeri.

Ada yang unik dari kerajinan ketak ini, semakin lama disimpan maka warnanya akan semakin nampak dan semakin eksotis pula.

Baca Juga: Kain Tenun Sasak, Salah Satu Kain Kebanggaan Masyarakat Lombok

Bahan dasar pembuatan anyaman ketak ini berasal dari tanaman rumput ketak. Tanaman rumput ketak merupakan tanaman liar yang hampir serupa dengan rotan namun lebih kecil dan lebih elastis.

Oleh karena itu, masyarakat Desa Karang Bayan memanfaatkannya untuk diolah menjadi berbagai jenis kerajinan anyaman.

Sebagaimana dikutip wartalombok.com dari berbagai sumber, perkembangan kerajinan anyaman ketak di NTB cukup pesat karena mampu menjadi lumbung perekonomian masyarakat.

Pada zaman dahulu, tanaman rumput ketak hanya digunakan untuk membuat peralatan rumah tangga.

Namun, seiring berjalannya waktu tanaman rumput ketak dapat dibuat menjadi berbagai bentuk, desain, dan fungsi.

Baca Juga: Kerajinan Furniture Bambu Tenggareng Jenggik Utara Banjir Pesanan di Tengah Pandemi Covid-19

Baca Juga: Keunikan Pantai Tanjung Aan Lombok Menghadirkan Keindahan yang Akan Membuat Anda Betah

Adapun hasil kerajinan dari ketak tersebut dapat berupa, tas wanita, tempat tissue, tatakan gelas, tempat payung, piring buah, taplak meja, dan masih banyak lagi.

Kini kerajinan anyaman ketak sudah menjadi andalan masyarakat NTB. Kerajinan yang diwariskan turun temurun sejak 1970 silam, menjadi lumbung pemasukan bagi lebih dari 6.000 pengrajin lokal.

Kerajinan ketak sudah mampu menyokong perekonomian masyarakat di sekitar sentra dan masyarakat NTB serta menimbulkan banyak efek di sektor lainnya, terutama sektor pariwisata NTB.

Sentra-sentra kerajinan anyaman ketak juga telah tersebar di berbagai wilayah di NTB, antara lain di Lombok Tengah maupun di Lombok Barat.

Hingga kini, para pengrajin masih mempertahankan tradisi turun temurun, membuat kerajinan ketak dengan cara tradisional, tanpa mesin.

Baca Juga: Menparekraf Berharap Kerajinan Tangan Lombok Bersaing di Perhelatan MotoGP

Baca Juga: Desa Penujak Menatap Asa Bangkitnya Industri Kerajinan Gerabah

Proses pembuatan ketak melalui beberapa tahapan, yakni penjemuran dan pengasapan dengan jarak waktu selama tiga hari guna mendapatkan warna yang sesuai. 

Selanjutnya, pengeringan yang juga memakan waktu selama tiga hari dan tiga malam.

Dengan demikian, produk kerajinan yang nantinya dihasilkan akan terbebas dari jamur, bebas rayap, serta bahan kimia.***

Editor: ElRia Shd

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler