WARTA LOMBOK – Himpunan Mahasiswa Program Studi Tadris Fisika UIN Mataram menggelar webinar nasional dengan tema “Blue Print Kepemimpinan : The Grand Contribution Mahasiswa In Society 5.0”.
Dalam kesempatan kali ini, HMPS Prodi Tadris Fisika mengundang narasumber yang memiliki segudang prestasi dibidang ini yaitu Hendra Jaya, Ia merupakan Koordinator Nasional Aktivis Peneleh, President of World Youth Association. STIT al-Urwatul Wutsqo Jombang.
Acara webinar nasional diadakan secara daring via Zoom Meeting dan dihadiri oleh mahasiswa aktif dari berbagai universitas seperti yang dikutip wartalombok.com dari video yang diunggah di kanal YouTube Prodi Tadris Fisika FTK UIN Mataram pada Selasa, 25 April 2022.
Baca Juga: Bulan Ramadhan Penuh Berkah, Program Studi Tadris Fisika Mengadakan Kegiatan Buka Puasa Bersama
Acara webinar ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Program Studi Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram Bapak Lalu Usman Ali, M.Pd.
Dalam sambutannya, Bapak Lalu Usman Ali, M.Pd menyampaikan bahwa kegiatan webinar nasional ini bermanfaat untuk membentuk pergerakan-pergerakan mahasiswa di kampus atau masyarakat kedepannya.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat sebagai bentuk mewujudkan literasi-literasi yang ada dan membentuk sebuah pergerakan yang bisa menjadi support secara teknis, emosional dan secara kekuatan moral dengan mengelola kegiatan, menajemen waktu dan sebagainya,” ungkapnya.
Acara inti dalam webinar ini yaitu penyampaian materi oleh narasumber yang dipandu oleh Moderator Monika selaku anggota devisi pendidikan.
Adapun materi pada webinar ini adalah Krisis Kepemimpinan Akhlaq, Apa Langkah Membangun Kembali Gerakan Mahasiswa yang dipaparkan oleh Hendra Jaya Koordinator Nasional Aktivis Peneleh, President of World Youth Association. STIT al-Urwatul Wutsqo Jombang.
Hendra Jaya yang merupakan narasumber kali ini membahas lebih konkrit mengenai bagaimana langkah membangun kembali krisis akhlaq dalam ruang mahasiswa.
“Tema ini adalah salah satu tema menarik terutama ditengah banyaknya gerakan mahasiswa yang hanya sifatnya euphoria belaka,” kata Hendra Jaya.
Baca Juga: Sinopsis Gopi, GILA! Gopi Bertingkah Tidak Waras, Dia Mencoba Melakukan Bunuh Diri
Hal ini ditegaskan karena banyaknya gerakan-gerakan mahasiswa kampus, semuanya dilapisi dengan politik baik bersifat pribadi maupun elektoral
“Sehingga kemudian krisis kepemimpinan akhlaq ini sekaligus mejadi tanggungjawab besar terutama yang berlatar-belakang pendidik sehingga mampu menemukan jawaban atas kegagalan konstruksi negeri pada saat ini,” kata Hendra Jaya menambahkan.***