Film Peram Galeng SMK Islam Al-Lathifiyah Tinggar Masuk Nominasi di Kancah Nasional, Cecep: Mengedukasi Siswi!

- 24 Oktober 2021, 10:15 WIB
Film Peram Galeng karya SMK Islam Al-Lathifiyah Tinggar berhasil masuk nominasi di Festival Film Budaya Nusantara (FFBN) 2021 yang diadakan di Bandung.
Film Peram Galeng karya SMK Islam Al-Lathifiyah Tinggar berhasil masuk nominasi di Festival Film Budaya Nusantara (FFBN) 2021 yang diadakan di Bandung. /Dok. Warta Lombok

WARTA LOMBOK – Akhir-akhir ini sineas Indonesia berlomba-lomba untuk membuat sebuah film yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mempunyai gaya yang berbeda dan dapat memperkenalkan budaya Indonesia kepada dunia.

Maka tidak jarang juga beberapa sineas film Indonesia menambahkan budaya Indonesia ke dalam film garapannya.

Bahkan tidak tanggung-tanggung, beberapa sineas ini menggunakan bahasa daerah untuk dijadikan sebagai skenario dalam filmnya.

Baca Juga: Film Wet Qu Karya SMA Yadinu Masbagik Sabet 6 Penghargaan AVC 2021, Pembimbing Film: Dana Hanya Cukup 1 Hari

Seperti halnya dunia perfilman Kabupaten Lombok Timur kembali masuk dalam kancah Nasional.

Setelah kemarin film yang berjudul Wet Qu dari SMA Yadinu Masbagik mendapat 6 nominasi di ajang Amikom Video Competition 2021 tingkat Nasional.

Kali ini Film yang berjudul “Peram Galeng” dari SMK Islam Al Lathifiyah Tinggar yang berhasil masuk nominasi di Festival Film Budaya Nusantara (FFBN) 2021 yang diadakan di Bandung.

Festival yang diadakan setahun sekali oleh Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung ini diikuti oleh 250 karya dari seluruh Indonesia.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta: Al Tidak Dapat Apa-apa Ketemu Iqbal! Rafael Mencari Tahu Tentang Denis ke Vera?

Skenario film tersebut ditulis oleh Winda Hermawati dan Lalu Muhammad Watoni atau yang akrab disebut Cecep.

Cecep menjelaskan bahwa Film Peram Galeng sendiri menceritakan tentang Udin si pemuda desa yang berusaha menaklukkan hati seorang perempuan cantik penjual pupuk dan obat herbal bernama Sulami.

Dengan teknik rayuan mautnya, Sulami pun akhirnya mulai nyaman dan mau bertemu dengannya. Namun, Udin mulai stress ketika hari pertemuan akan tiba, Udin terkena penyakit Peram Galeng.

Film Peram Galeng menggunakan Bahasa Sasak di Daerah Sikur Semaya.

Genre Drama Komedi Romantis ini dikemas ringan agar bisa masuk di semua kalangan.

Baca Juga: Sinopsis Bepannah: Episode Pertama, Tragedi Maut, Zoya dan Aditya Hancur, Yash dan Pooja Mati Bergenggaman

Baca Juga: Terpaksa Menikahi Tuan Muda: Jumi Oma Rima Bahas Jamu, Biar Abhi Kinan Miliki Anak? David Bingung ke Alya?

Di samping mengenalkan mitos yang ada di Lombok, film ini juga menggambarkan potret emosional perempuan yang masih labil.

Bagaimana ia dalam waktu singkat, cepat percaya dan terpengaruh dengan rayuan laki-laki tanpa harus kenal lebih jauh dengan sosok pria tersebut.

“Harapannya film ini bisa mengedukasi khususnya siswi, sehingga minimal bisa menekan pernikahan di usia dini, mengingat masih tingginya pernikahan di usia dini,” ungkap Cecep dalam pres release Peram Galeng yang diterima wartalombok.com, Sabtu, 24 Oktober 2021.

Cecep menerangkan pesan dari film tersebut adalah bagaimanapun niat suatu pekerjaan yang baik, hasil pun baik.

“Apapun itu, apabila dilakukan dengan niat yang buruk, maka akan menghasilkan yang buruk pula.”

Peram Galeng itu sendiri merupakan nama penyakit bagian leher secara medis biasa disebut nyeri leher.

Masyarakat Lombok mempercayai cara penyembuhan penyakit ini dengan cara menjemur bantal yang dipakai tidur kemudian dipukul 9 kali di bagian leher yang sakit.

Baca Juga: Sinopsis Balika Vadhu: Jagdish Memikirkan Anandi! Anandi Menggeliat Ketika Jagdish Datang? Preman terkejut!

Baca Juga: Terpaksa Menikahi Tuan Muda ANTV: Kinanti Muntah-Muntah di Kamar Mandi, Bik Jumi Curiga

Film Peram Galeng sendiri masih dalam tahap penjurian dan semoga bisa membawa harum NTB dalam dunia perfilman di kancah Nasional.

“Kita mohon do’a dan dukungan dari seluruh masyarakat,” harap Cecep.

Diungkapkan juga oleh Joe Auzai yang sebagai pelatih film Peram Galeng, bahwa perjalanan proses proses pembuatan film tersebut punya tantangan tersendiri ketika sama-sama merubah pola tidur.

“Perjalanan film Peram Galeng ini luar biasa, dimana proses pembuatan film dilakukan lebih banyak dimalam hari. Sehingga menguras tenaga. Kita mulai sore, finish subuh. Berturut-turut selama 2 malam. Tantangan tersendiri ketika kita sama-sama merubah pola tidur selama 2 hari itu, malam shooting dan siangnya jadi jam istirahat,” ungkap Joe yang juga sebagai mentor dan menaungi pembutan film Peram Galeng.

“Jadi total produksi 4 hari, 2 hari 2 malam. Dimana target produksi kita hanya 2 hari, tapi karena memang semua crew dan pemain dari SMK itu sendiri, jadi memang semua proses jadi ngaret, karena semua masih bisa dibilang amatir pada saat itu,”

“Memang kami sebagai pembimbing benar-benar Extra sabar. Dan alhamdulillah film berdurasi 15 menit ini bisa jadi sesuai harapan, walaupun masih banyak yang kurang.” Jelasnya.

Harapan saya pribadi tambahnya, semoga dengan adanya film siswa siswi, mahasiswa, dan teman-teman komunitas lainnya yang interst di film bisa makin semangat berkarya.

“Bisa terinspirasi untuk mengangkat  budaya atau mitos yang disekitar untuk kita gaungkan ke kancah nasional.” Tutupnya.

Baca Juga: Sinopsis Uttaran:‘TAMAT’ Ichcha Kritis! Tamanna Tanya Meethi Arti Uttaran, Akash Berhasil Buat Rani Mengerti?

Baca Juga: Sinopsis Balika Vadhu: Anandi Meminta Shiv Memakai Mantel! Anandi Menilai Shiv Seperti Kolektor Saudara?

Seperti diketahui, film Peram Galeng saat ini sedang diputar dalam program Filmmaker goes to school dengan schedule sementara masih di wilayah Lombok Timur.

Film tersebut diproduksi oleh Anggrek Multimedia dalam program yang sering dilaksanakan yaitu Filmmaker Goes to School.

Program Filmmaker Goes to School sendiri program yang berorientasi pada bagaimana tentang cara pembuatan film, pelatihan dan pemutaran film.

Film-film yang diproduksi oleh Anggrek Multimedia dalam program Filmmaker Goes to School antara lain Wet Qu dari SMA Yadinu Masbagik, Songket Jingga dari Madrasah Aliyah NW Gayut, Tongkek dari SMKN 1 Kotaraja, Helaian Emas di Jurit dari SMK Ondak Jaya, dan Peram Galeng dari SMK Islam Al Lathifiyah Tinggar.***

Editor: M. Syahrul Utama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah