Konsumsi Pemerintah Mengalami Kenaikan Disaat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Minus

- 5 Februari 2021, 15:55 WIB
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi.
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. /pixabay.com/geralt

WARTA LOMBOK – Indonesia mengalami perlambatan ekonomi minus sepanjang tahun 2020 karena wabah virus Covid-19.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perlambatan ekonomi minus yang dialami Indonesia berada pada kisaran 2,07 persen (yoy).

Komponen penyumbang PDB terbesar seperti konsumsi rumah tangga, pembentukan modal tetap bruto dan ekspor masih tumbuh negatif, sehingga menyebabkan terjadinya perlambatan ekonomi minus.

Baca Juga: Ekonomi Indonesia Mengalami Pertumbuhan Minus Pada Tahun 2020, BPS: Dampak Dari Wabah Covid-19

Kendati demikian, BPS mencatat komponen yang mengalami pertumbuhan pada 2020 adalah pengeluaran konsumsi pemerintah.

Kepala BPS Suhariyanto menegaskan hanya komponen pengeluaran konsumsi pemerintah yang mengalami kenaikan dibanding komponen-komponen lainnya.

"Seluruh komponen tumbuh negatif kecuali konsumsi pemerintah yang bisa tumbuh 1,94 persen (yoy) pada 2020," kata Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat, 5 Februari 2021 sebagaimana dikutip wartalombok.com dari Antara.

Suhariyanto mengatakan, sektor konsumsi pemerintah mengalami pertumbuhan pada 2020 ini karena tingginya realisasi belanja barang dan jasa yang dilakukan Kementerian/Lembaga pada triwulan III dan IV-2020.

Baca Juga: Bupati Sukiman Azmy Instruksikan Semua Desa Menyediakan Rumah Isolasi Covid-19

Baca Juga: Data Siswa Madrasah Terdeteksi Ganda dan Fiktif di Sekolah Naungan Dikbud Kabupaten Lombok Timur

Meski komponen konsumsi pemerintah mengalami kenaikan sebesar 1,94 persen (yoy), namun turun dibandingkan periode 2019 yang tumbuh 3,26 persen. Hal ini diakibatkan oleh perlambatan realisasi belanja pegawai maupun perjalanan dinas.

"Konsumsi pemerintah hanya tumbuh 1,94 persen, karena terjadi penurunan belanja pegawai. Tidak ada pemberian insentif bagi pegawai di 2020 dan terjadi penurunan belanja dinas," kata Suhariyanto.

Sementara itu komponen yang mengalamai perlambatan ekonomi minus antara lain konsumsi rumah tangga minus 2,36 persen, pembentukan modal tetap bruto minus dan ekspor minus 7,7 persen.

Komponen konsumsi rumah tangga terkontraksi karena daya beli masyarakat yang cukup rendah sepanjang tahun 2020 yaitu turunnya penjualan eceran minus 12,03 persen dan turunnya impor barang konsumsi minus 10,93 persen.

Baca Juga: Begini Cara Klaim Token Listrik Gratis Periode Bulan Februari, Buruan Sebelum Terlambat

Baca Juga: 4 Penyanyi Indonesia Masuk Dalam Daftar 100 Selebriti Asia Paling Berpengaruh di Media Sosial

Di sisi lain, turunnya penjualan mobil penumpang dan sepeda motor masing-masing minus 50,49 persen dan 43,54 persen memberikan pengaruh cukup signifikan terhadap perlambatan ekonomi minus pada komponen konsumsi rumah tangga.***

Editor: ElRia Shd

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x