WARTA LOMBOK - Hyun Bin, Lee Seung-gi, dan Song Joong-ki tampaknya berhasil seimbangkan karier dan cinta dalam tahun 2024.
Ketiganya, yang telah beralih dari bintang papan atas menjadi suami yang penuh kasih, berhasil membangun citra populer baik dalam kehidupan profesional maupun pribadi.
Hyun Bin, yang merayakan ulang tahun pernikahannya yang kedua dengan aktris Son Ye-jin, mengumumkan tanggal tersebut di Tokyo, Jepang bersama istrinya.
Baca Juga: Jisoo BLACKPINK Ungkap Motto Hidupnya: Menemukan Kebahagiaan di Tengah Tantangan Hidup
Ia bersiap untuk kembali ke layar lebar dengan film "Harbin". Film ini menceritakan kisah pejuang kemerdekaan yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk merebut kembali Korea dari pemerintahan Jepang pada awal 1900-an.
Hyun Bin memerankan Jenderal An Jung-geun, menampilkan akting emosional yang intens dan adegan aksi yang kuat.
Lee Seung-gi, yang menandai ulang tahun ke-20 dalam industri hiburan, akan kembali ke layar lebar dengan film "About Family".
Baca Juga: Dior Haute Couture 2024: Rihanna dan Han So Hee Jadi Pusat Perhatian
Terlihat, ia dengan berani mencukur kepalanya untuk peran seorang imam dalam film tersebut. Dengan bergabung bersama sutradara Yang Woo-seok dan aktor Kim Yoon-seok, Lee Seung-gi bertujuan untuk menyajikan chemistry bromance yang segar dan memikat penonton.
Song Joong-ki, yang telah menjadi ayah dan suami yang penuh kasih, tidak segan-segan mengekspresikan kasih sayangnya pada putranya.
Meskipun memiliki citra ayah yang hangat dalam kehidupan nyata, ia terus menampilkan penampilan karismatik dalam karier aktingnya. Dua filmnya, "My Name is Loh Kiwan" dan "Bogota: City of the Lost," dijadwalkan rilis tahun ini.
Baca Juga: Inter Milan Bungkam Napoli 1-0, Nerazzurri Juara Super Copa Italia
"My Name is Loh Kiwan" adalah film Netflix tentang seorang pembelot asal Korea Utara yang tiba di Belgia dan bertemu dengan seorang wanita bernama Marie.
"Bogota: City of the Lost" adalah drama kejahatan yang mengisahkan kisah para imigran yang terlibat dalam transaksi berbahaya untuk bertahan hidup di Bogota, tanah terakhir bagi kehidupan yang tanpa harapan.***