Iran Eksekusi Mati Seorang Jurnalis yang Dituding Anti Pemerintah

13 Desember 2020, 07:49 WIB
Jurnalis Iran Ruhollah Zam dieksekusi mati setelah dituding melawan pemerintah. /Reuters/Mizan News Agency

WARTA LOMBOK - Iran mengeksekusi Ruhollah Zam, seorang jurnalis yang ditangkap di Prancis tahun lalu.

Jurnalis Iran Ruhollah Zam dihukum setelah dituding mengobarkan kekerasan selama protes anti pemerintah pada tahun 2017. Televisi pemerintah Iran melaporkan Ruhollah Zam dieksekusi pada hari Sabtu.

Sebelumnya pada hari Selasa Iran mengatakan bahwa Mahkamah Agung telah menguatkan hukuman mati Zam.

Baca Juga: Foto V BTS Tak Terlihat di Poster 2020 APAN Music Awards, ARMY Protes, Dikoreksi Fans Indonesia

Ruhollah Zam ditangkap ditangkap pada 2019 setelah bertahun-tahun hidup di pengasingan di Prancis. Laman berita Amadnews miliknya memiliki lebih dari satu juta pengikut.

Kabar mengenai eksekusi Zam diumumkan TV pemerintah Iran dengan mengatakan Zam sebagai tokoh yang menentang pemerintah.

"Direktur jaringan kontra revolusioner Amadnews, digantung pagi ini", bunyi pernyataan itu sebagaimana dilansir Warta Lombok.com dari Reuters.

Prancis dan kelompok hak asasi manusia telah mengutuk keputusan Mahkamah Agung tersebut.

Kelompok advokasi pers Reporters Without Borders (RSF) turut mengutuk eksekusi tersebut.

Protes atas eksekusi Zam disuarakan di berbagai media sosial.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Tiba, BPOM dan MUI Komitmen Kawal Keamanan dan Kehalalan Vaksin

"RSF marah atas kejahatan baru keadilan Iran dan melihat @ali_khamenei (Pemimpin Tertinggi Ayatollah) sebagai dalang eksekusi ini," tweet grup itu.

Amnesty International mengatakan pihaknya "terkejut dan ngeri" dengan tindakan Iran tersebut.

"Kami menyerukan kepada komunitas internasional, termasuk negara-negara anggota Dewan Hak Asasi Manusia PBB dan Uni Eropa, untuk segera mengambil tindakan guna menekan otoritas Iran agar menghentikan peningkatan penggunaan hukuman mati sebagai senjata represi politik," ujar kelompok kanan sais dalam sebuah pernyataan.

Ruhollah Zam adalah putra seorang ulama Syiah pro-reformasi. Zam melarikan diri dari Iran dan diberikan suaka di Prancis.

Pada Oktober 2019, Korps Pengawal Revolusi Iran mengatakan telah menjebak Zam dalam 'operasi kompleks yang menggunakan penipuan intelijen'. Tidak disebutkan di mana operasi itu dilakukan.

Nour News, kantor berita yang dekat dengan Pengawal Revolusi, mengatakan pekan lalu bahwa Zam ditahan oleh agen pengawal setelah dia melakukan perjalanan ke Irak pada September 2019 dan dibawa ke Iran.

Baca Juga: Viral! Pria di Inggris Punya Koleksi Tanaman Hias Seharga Rp225 Juta Rupiah per Daun

Para pejabat Iran menuduh Amerika Serikat serta saingan regional Teheran, Arab Saudi, dan lawan pemerintah yang tinggal di pengasingan telah memicu kerusuhan.

Protes itu dimulai pada akhir 2017 ketika protes regional atas kesulitan ekonomi menyebar ke seluruh negeri.

Para pejabat mengatakan 21 orang tewas selama kerusuhan itu dan ribuan lainnya ditangkap. Kerusuhan itu termasuk yang terburuk yang pernah terjadi di Iran dalam beberapa dekade.

Peristiwa itu diikuti oleh protes yang lebih mematikan dari tahun lalu mengenai kenaikan harga bahan bakar.

Feeds Amadnews Zam ditangguhkan oleh layanan pesan Telegram pada 2018 karena diduga menghasut kekerasan tetapi kemudian muncul kembali dengan nama lain.***

 

Editor: Herry Iswandi

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler