Bocah Laki-Laki 13 Tahun Dipaksa Berganti Kelamin, Jadi Korban Pemerkosaan Bertahun-Tahun

- 16 Januari 2021, 23:01 WIB
Ilustrasi* Bocah laki-laki berusia 13 tahun di India dipaksa mengganti kelaminnya dan menjadi korban pemerkosaan dan penganiayaan selama bertahun-tahun.
Ilustrasi* Bocah laki-laki berusia 13 tahun di India dipaksa mengganti kelaminnya dan menjadi korban pemerkosaan dan penganiayaan selama bertahun-tahun. /Pexels/RODNAE Productions

WARTA LOMBOK - Bocah laki-laki berusia 13 tahun menjadi korban penganiayaan dan pemerkosaan selama bertahun-tahun setelah ia dipaksa melakukan operasi pergantian kelamin.

Insiden tersebut terjadi di timur laut Delhi, India dengan pelaku berjumlah empat orang. Bocah laki-laki itu pertama kali bertemu dengan terdakwa di sebuah acara dansa di Laxmi Nagar sekitar tiga tahun lalu menurut keterangan Komisi Perempuan Delhi (DCW)

 

Modus dari terdakwa terhadap Shubham (nama samaran) adalah menjanjikan korban akan mengajarinya menari sebelum akhirnya membawa bocah laki-laki tersebut.

Baca Juga: Selandia Baru Gelar Konser Pertama di Dunia Usai Aturan Covid-19 Dilonggarkan, Tidak Ada Batas Jarak

Shubham mengaku diberi uang oleh terdakwa setelah berpartisipasi dalam program tari dalam beberapa waktu. Ia kemudian diberitahu oleh terdakwa harus tinggal dan bekerja dengan kelompok si terdakwa.

Dilansir Warta Lombok.com dari Zona Priangan melalui artikel "Astaghfirullah, Bocah Berusia 13 Tahun Dipaksa Berganti Kelamin, Diperkosa Selama Bertahun-Tahun", Shubham mengaku ditahan dalam pengaruh narkotika selama tinggal ditempat terdakwa.

Dalam beberapa hari, ia dipaksa menjalani operasi pergantian kelamin. Saat itu, Shubham baru berusia 13 tahun. Shubham mengatakan bahwa dia juga diberi hormon setelah operasi, yang mempercepat transisinya.

Terdakwa dan teman-temannya memperkosa Shubham, kata DCW. Ia juga diperkosa oleh orang lain yang datang sebagai pelanggan. Shubham juga dipaksa mengemis sebagai kasim di lampu merah.

Shubham mengatakan bahwa terdakwa juga biasa mendandaninya dengan pakaian wanita, menyerang orang dan mengambil uang mereka. Shubham terus diancam bahwa jika dia memberi tahu siapa pun tentang semua ini, dia dan keluarganya akan dibunuh.

Baca Juga: Jelang Hari Pelantikan Joe Biden, Amerika Serikat Dihantui Teror Ekstremis

Beberapa bulan kemudian, anak laki-laki lain yang dikenal Shubham dibawa ke sana. Shubham mengenalnya sebagai asisten katering di mana dia tampil sebagai penari. Ketika Shubham dikirim ke pasar oleh terdakwa, dia akan pergi menemui ibunya, tetapi dia tidak pergi ke polisi karena takut.

Suatu hari, setelah 'lockdown' COVID-19 pada Maret tahun lalu, Shubham dan temannya berhasil melarikan diri dan pergi ke ibu Shubham.

Dia meminta mereka untuk tinggal di rumah kontrakan di mana kedua anak laki-laki, orang tua dan saudara laki-laki Shubham tinggal.

Namun, terdakwa berhasil mendapatkan alamat mereka pada Desember dan muncul di rumah mereka. Mereka memukulinya dengan brutal dan mencuri sedikit uang yang mereka miliki.

Shubham dibawa kembali bersama bocah itu dan mereka diperkosa oleh keempat terdakwa, kata DCW. Ibu Shubham juga diancam dengan senjata oleh terdakwa.

Dua hari kemudian, Shubham dan temannya berhasil melarikan diri lagi dan bersembunyi di stasiun kereta api New Delhi.

Baca Juga: Ngarai Raksasa di Mars Dipamerkan NASA, Terbesar di Tata Surya

Keesokan harinya, seorang pengacara menemukan anak-anak di sana dan membawa mereka ke DCW.

Shubham mengatakan bahwa beberapa oknum polisi yang dia temui telah menekannya untuk tidak melakukan laporan polisi, lalu menakut-nakutinya dengan mengatakan bahwa jika dia melapor ke polisi, dia juga harus masuk penjara.

DCW mengambil tindakan segera dan meminta First Information Report atau FIR terdaftar termasuk tuduhan berdasarkan undang-undang pelecehan seksual terhadap anak. Dua dari terdakwa telah ditangkap dan yang lainnya sedang dilakukan pencarian.

DCW mengatakan pihaknya memberikan bantuan hukum kepada para korban dan juga bekerja untuk rehabilitasi dan perlindungan kepada mereka.***(Zona Priangan/Toni Irawan)

Editor: Herry Iswandi

Sumber: Zona Priangan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah