WARTA LOMBOK - Para pengunjuk rasa di Myanmar menembakkan ketapel dan melemparkan bom molotov ke arah barisan pasukan keamanan.
Setelah tampaknya mendapat kecaman pada Rabu, 17 Maret dalam insiden langka demonstran anti-kudeta yang melawan penumpasan tanpa henti dengan kekerasan.
Dikutip wartalomnok.com dari abcnews.go.com. Perlawanan yang berkembang muncul setelah satu organisasi mengatakan bahwa lebih dari 200 orang telah terbunuh sejak pengambilalihan 1 Februari.
Baca Juga: Facebook Hentikan Rekomendasi Untuk Politik, Kelompok Sosial Secara Global
Setidaknya dua orang ditembak mati selama protes Rabu di Kalay di barat laut Myanmar, menurut pers dan unggahan media sosial yang menyertakan foto para korban.
Asap dan kebakaran terlihat di Kalay dan Yangon pada Rabu malam, dilaporkan dari pihak berwenang yang membakar barikade yang telah dipasang pengunjuk rasa pada siang hari.
Protes terhadap kudeta yang menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi telah menunjukkan kekuatan bertahan yang luar biasa dan sebagian besar tetap damai.
Meskipun ada pembatasan pada akses internet, pemberlakuan darurat militer di beberapa tempat, dan tanggapan yang sangat kejam dari polisi.
Para pengunjuk rasa telah menemukan cara-cara inovatif untuk terus menghadapi kekerasan.