Tuduh Barat Perpanjang Konflik di Ukraina, Belarusia Desak Aliansi Militer Pimpinan Rusia Bersatu

- 4 Juli 2022, 07:00 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pressiden Belarusia Alexander Lukashenko.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pressiden Belarusia Alexander Lukashenko. //Sputnik/Mikhail Metzel/REUTERS

WARTA LOMBOK - Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menuduh Barat sengaja memperpanjang konflik militer di Ukraina sebagai upaya untuk melemahkan Rusia.

Sekutu utama Moskow tersebut menuduh Barat mendukung ide-ide Nazi dan berperang dengan Rusia di Ukraina namun tidak berani melakukan perang terbuka.

Lukashenko berbicara kepada presiden Rusia dan para pemimpin Armenia, Kazakhstan, Kirgistan, dan Tajikistan pada pertemuan aliansi militer di Moskow dan menyerukan persatuan untuk melawan Barat.

Baca Juga: Sanksi Barat Mendorong Bersatunya Rusia-Belarusia

Dikutip tim wartalombok.com dari halaman resmi Al Jazeera yang diiterbitkan pada 16 Mei 2022 - Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, telah meminta anggota aliansi militer pimpinan Rusia untuk bersatu, saat ia menuduh Barat memperpanjang konflik di Ukraina untuk melemahkan Moskow.

Berbicara pada pertemuan puncak para pemimpin Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) di Moskow, Lukashenko mengatakan "sanksi neraka" terhadap negaranya dan Rusia dapat dihindari jika kelompok itu berbicara dengan satu suara.

“Tanpa front persatuan, Barat kolektif akan membangun tekanan di ruang pasca-Soviet,” kata Lukashenko, berbicara kepada Presiden Putin dan para pemimpin Armenia, Kazakhstan, Kirgistan, dan Tajikistan.

Sanksi yang dikenakan pada Belarus telah memblokir ekspor tahunan senilai $16-$18bn ke Barat, kantor berita negara Belta mengutip Perdana Menteri Belarusia Roman Golovchenko mengatakan pada Minggu malam.

Baca Juga: Sanksi Barat Mendorong Bersatunya Rusia-Belarusia

Halaman:

Editor: Mamiq Alki

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah