Network
WARTA LOMBOK - Sedikitnya 25 orang lagi tewas semalam di Pakistan setelah gletser yang mencair dengan cepat telah menenggelamkan lebih dari sepertiga negara Asia Selatan itu.
Otoritas Penanggulangan Bencana Nasional (NDMA) pada hari Senin melaporkan jumlah total kematian dalam banjir dahsyat hampir sepertiga dari mereka dan 458 adalah anak-anak.
Provinsi Sindh selatan tetap yang paling parah terkena dampak itu, di mana pihak berwenang telah melaporkan total 522 kematian sejauh ini, termasuk 219 anak-anak.
Baca Juga: Tak Ada Yang Tersisa’: Rekor Banjir yang Menghancurkan Provinsi Pakistan
Banjir telah menelantarkan lebih dari 33 juta orang, negara itu bahkan sekarang sedang menghadapi penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air dan tantangan kesehatan lainnya di daerah yang terkena dampaknya.
Jutaan orang tetap terdampar di tempat terbuka tanpa tempat tinggal atau makanan yang layak dan rentan terhadap wabah penyakit, termasuk diare, infeksi pernapasan, dan penyakit kulit.
Dana Populasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFPA) pada akhir pekan memperkirakan bahwa setidaknya 128 ribu wanita hamil membutuhkan perawatan medis mendesak di Pakistan, dengan 42 ribu di antaranya diperkirakan akan melahirkan dalam tiga bulan ke depan.
Dr Azra Fazal Pechuho, menteri kesehatan provinsi Sindh yang paling parah dilanda bencana, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pemerintah sedang berusaha memberikan perawatan kebidanan kepada wanita hamil.
Baca Juga: Pemimpin Terakhir Uni Soviet Mikhail Gorbachev Meninggal Dunia di Usia 91
“Kami mendaftarkan wanita hamil di kamp-kamp bantuan. Kami bertujuan agar para wanita ini memiliki persalinan yang aman dan memastikan penyediaan vaksinasi dan perawatan nutris," tegasnya.
