WARTA LOMBOK - Sebuah rencana rinci telah disusun oleh Rusia untuk memutuskan pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa dari jaringan listrik Ukraina, dengan risiko kegagalan sistem pendingin di negara itu.
Para pemimpin dunia telah menyerukan agar situs Zaporizhzhia didemiliterisasi setelah rekaman muncul dari kendaraan tentara Rusia di dalam pabrik.
Seruan telah memperingatkan Rusia agar tidak memutusnya dari jaringan Ukraina dan menghubungkannya ke jaringan listrik Rusia.
Baca Juga: Rusia Menuduh Ukraina 'Terorisme Kimia' karena Menggunakan Racun Berbahaya
Tetapi Petro Kotin selaku kepala perusahaan energi atom Ukraina, mengatakan kepada Guardian dalam sebuah wawancara bahwa para insinyur Rusia telah menyusun cetak biru untuk sebuah saklar dengan alasan perencanaan darurat untuk memerangi pemutusan sambungan listrik yang tersisa.
“Mereka mempresentasikan rencananya kepada pekerja di pabrik, dan pekerja pabrik mempresentasikannya kepada kami. Prasyarat untuk rencana ini adalah kerusakan parah pada semua jalur yang menghubungkan pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia ke sistem Ukraina,” ujar Kotin dalam sebuah wawancara pada hari kemerdekaan Ukraina.
Ia khawatir militer Rusia sekarang menargetkan koneksi tersebut untuk membuat skenario darurat menjadi kenyataan.
“Mereka baru saja mulai melakukan itu, mereka memulai semua penembakan, hanya untuk menghilangkan garis-garis ini,” ujar Kotin menegaskan.
Ancaman lain terhadap keamanan nuklir di pabrik termasuk kendaraan yang dikemas begitu rapat ke ruang turbin sehingga petugas pemadam kebakaran akan kesulitan mengaksesnya jika kebakaran terjadi.
Baca Juga: 18 Jenis Kelamin di Thailand yang Wajib Kamu Tahu, Simak Selengkapnya