Tak hanya itu, Kotin juga mengaku pembangkit listrik negaranya sudah mulai kritis akibat tindakan Rusia.
"Sambungan listrik pembangkit sudah dalam situasi kritis, dengan tiga dari empat jalur utama yang menghubungkannya ke jaringan Ukraina terputus selama perang, dan dua dari tiga jalur cadangan yang menghubungkannya ke pembangkit listrik konvensional juga terputus," ujarnya menambahkan.
Rencana Rusia untuk memutuskan sepenuhnya akan meningkatkan risiko kegagalan bencana dengan membiarkannya bergantung pada satu sumber listrik untuk mendinginkan reaktor.
Selama peralihan antara sistem jaringan, pembangkit hanya akan bergantung pada generator bertenaga diesel cadangan, tanpa opsi lebih lanjut jika hal itu gagal.
Setelah hanya 90 menit tanpa listrik, reaktor akan mencapai suhu yang berbahaya.***