Baca Juga: Pengakuan Warga Gaza yang Bekerja di Israel: Ditindas dan Disiksa!
Tidak kalah penting, PM Palestina Shtayyeh juga mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Uni Eropa untuk turut mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui udara ke daerah kantong yang terkepung, khususnya daerah Gaza di wilayah bagian utara.
“Kami meminta PBB dan EU membuka koridor lain untuk pengiriman bantuan ke Gaza dan tidak hanya melalui pintu Rafah yang berbatasan dengan Mesir,” tuturnya.
Hamas Dituding Cegah Warga Gaza Pergi
Di sisi lain, Hamas dituduh oleh Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa yakni Josep Borrel. Ia menuduh bahwa Hamas menggunakan rumah sakit dan warga sipil sebagai tameng manusia.
Merespons tudingan tersebut, Hamas menilai apa yang dikatakan oleh Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa tersebut semata-mata hanya untuk membenarkan pembantaian pada warga tak berdosa, yang di dalamnya termasuk anak-anak dan wanita.
“Tuduhan Borrell adalah pemutarbalikan fakta dan kedok Eropa agar penjajah (Israel) melakukan lebih banyak kejahatan terhadap anak-anak dan warga sipil yang tidak berdaya,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
Kelompok Hamas juga mengecap bahwa apa yang dikatakan oleh Borrel merupakan hal yang sangat memalukan dan tidak manusiawi.
Baca Juga: Menyuarakan Dukungan untuk Palestina, Bella Hadid Diganti Sebagai Model Dior dengan Model Israel
Seperti halnya hukum humaniter internasional, seharusnya warga sipil dan rumah sakit tidak boleh sampai tersentuh oleh konflik militer, apalagi sampai menimbulkan korban jiwa.