Kapal Pinisi bukan hanya sekadar alat transportasi laut, melainkan juga mencerminkan kearifan lokal dalam menghadapi tantangan alam.
Dengan menggunakan empat jenis kayu, seperti kayu besi, kayu bitti, kayu kandole/punaga, dan kayu jati.
Baca Juga: Manchester United : Disebut Tim Sampah Oleh Legenda Sendiri
Kapal ini menjadi karya seni yang menggabungkan keahlian tangan para perajin lokal. Setiap kapal memiliki karakteristik unik yang mencerminkan keberagaman kreativitas dan keahlian pembuatnya.
Rangkaian pembuatan kapal pinisi tidak hanya sekadar proses teknis, tetapi juga mengandung filosofi nilai-nilai seperti kerja keras, kerja sama, keindahan, dan penghargaan terhadap alam.
Pengakuan dari UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada tahun 2017 menegaskan pentingnya kapal Pinisi sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Indonesia.***