WARTA LOMBOK – Vaping atau lebih dikenal dengan Vape adalah salah satu jenis rokok penghantar nikotin elektrik yang mempunyai rasa menarik dan sangat digemari oleh masyarakat milenial sebagai penganti rokok tembakau.
Vaping atau E-rokok mereka diyakini sebagai alternatif yang lebih aman untuk mengantikan rokok tembakau, tapi malah sebaliknya. Pusat pengendalian dan pencegahan (CDC) telah terhitung hampir 3.000 kasus penyakit paru-paru terkait Vaping .
Penggunaan Vaping bisa mematikan dan membuat ketagihan, Vaping dengan Juul sama bahayanya dengan mengkonsumsi 1 bungkus rokok sehari.
Baca Juga: Kampanye Anti Rokok, Muhammadiyah Tetap Perhatikan Nasib Petani Tembakau
Baca Juga: Anti Alkohol dan Rokok, 7 Selebriti Bollywood ini Adopsi Gaya Hidup Sehat Demi Penampilan
Dua bahan utama dalam rokok elektrik propilen glikol dan gliserin nabati menghasilkan bahan kimia saat dipanaskan yang merusak saluran pernapasan.
Pada saat menghirup cairan Vape (atau jus elektronik) dari kartrid yang terpasang pada perangkat Vaping. Selain nikotin, cairan itu bisa mengandung lusinan bahan kimia dan perasa lainnya.
Dikutip Warta Lombok dari The Healthy.com pada tanggal 8 November 2021 kalau sudah terbiasa Vape anda akan sulit berhenti, sama seperti mencoba berhenti merokok.
Mencoba berhenti dari kebiasaan Vape akan berdampak baik bagi tubuh, tubuh akan mendapatkan kesehatan yang lebih baik.