Berikut Manajemen Emosi yang Tepat, Simak Kisah Ali bin Abi Thalib

10 Juli 2022, 16:50 WIB
Ilustrasi, Managemen emosi yang tepat. /pixabay.com/Engin_Akyurt

 

WARTA LOMBOK - Emosi adalah suatu yang bisa berakibat fatal, jika tidak di kontrol tepat sasaran.

Manajemen emosi, rasanya perlu, karena sesuatu yang tidak ter-manajmen, biasanya berantakan dan menghancurkan.

Seperti yang diungkapkan oleh seorang ustaz yang bernama Ustaz Alfian Muttaqin pada 25 Juni, berikut adalah kisah manajemen emosi, Ali bin Abi Thalib.

Dalam sebuah peperangan, Ali bin Abi Thalib RA terlibat duel dengan salah satu jawara kaum musyrik.

Ali bin Abi Thalib RA, berhasil menjatuhkan lawannya. Ketika Ali hendak membunuh musuhnya itu, sang musuh meludahi wajah Ali.

Baca Juga: Mahasiswa KKP UIN Mataram Bagikan Bantuan Sembako untuk Lansia di Dasan Montor Desa Gerimax Indah

Atas perlakuan musuhnya itu, Ali mengurungkan niatnya untuk membunuh dan meninggalkan musuhnya tersebut.

Orang musyrik itu pun memandang aneh sikap Ali. "Hendak ke mana kau?" ujarnya.

Ali menjawab, "Mulanya aku berperang karena Allah. Namun, ketika engkau meludahiku, aku khawatir aku membunuhmu bukan karena Allah tapi hanya sebagai balas dendam dan pelampiasan kemarahanku. Jadi, sekarang aku membebaskanmu karena Allah."

Orang musyrik itu pun berkata, "Semestinya kelakuanku lebih memancing kemarahanmu hingga engkau segera membunuhku. Jika agama yang kamu anut itu sangat toleran dan bijaksana seperti itu, sudah pasti itu merupakan bukti bahwa agamamu benar."

Baca Juga: Mahasiswa KKP UIN Mataram Bagikan Bantuan Sembako untuk Lansia di Dasan Montor Desa Gerimax Indah

Dari kisah tersebut setidaknya ada empat nilai akhlak mulia yang diajarkan:

1. Pentingnya menjaga keikhlasan.
Niat suci untuk berjihad karena Allah tidak boleh dinodai oleh niat lain bukan karena Allah.

2. Menahan diri untuk tidak terprovokasi dan balas dendam yang merupakan akhlak tidak terpuji.

3. Mengelola emosi dengan tidak dendam merupakan energi positif, sehingga muncul sikap arif dan memaafkan orang lain. Memaafkan lebih baik daripada melampiaskan dendam, sekaligus memunculkan rasa simpati orang lain.

Baca Juga: Lebih Memilih Anak Dibanding Istri, Netizen Geram dan Suruh Sule Berguru pada Anang Hermansyah

4. Sikap lapang dada dan besar hati untuk hidup damai merupakan kata kunci hidup rukun. Marah itu wajar (manusiawi), tetapi membiarkan kemarahan tanpa kendali adalah awal dari sikap dan perilaku yang menghancurkan segalanya.

Itulah sebabnya, ketika seorang sahabat menemui dan meminta nasihat kepada Nabi Muhammad saw, beliau berkata,

"Jangan marah...!" Nabi mengulangi jawaban itu sampai tiga kali" ( HR. Muslim).

Baca Juga: Jadwal Malaysia Masters 2022 Babak Semifinal, 5 Wakil Indonesia Bertahan, Fajar/Rian Kembali Bertemu Aaron/Soh

Manajemen emosi yang dilakukan oleh Ali bin Abi Thalib, adalah bukti kontrol diri yang sangat kuat.

Bayangkan, beliau tidak jadi membunuh lawannya, hanya karena ingin menjaga niat ikhlasnya. Beliau tidak ingin membunuh, hanya karena emosi semata. Semoga kita tergolong menjadi orang-orang yang mampu memenajmen emosi.***

Editor: Baiq Hurratul Hasanah

Tags

Terkini

Terpopuler