Sejarah Pengumpulan Al-Qur'an, di Masa Pemerintahan Khalifah Abu Bakar As-Siddiq

31 Agustus 2022, 15:55 WIB
Ilustrasi, Sejarah Pengumpulan Al-Qur'an /Pixabay/Pexels

WARTA LOMBOK - Kita sebagai umat Islam tentu mengetahui, bahwa Al-Qur'an, Allah turunkan secara berkala, kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril.

Kemudian, oleh para sahabat, ditulis di pelapah kurma, di tulang dan ada juga di batu.

Pada masa kepemimpinan Khalifah Abu Bakar, ada sebuah peristiwa besar, yang membuat Khalifah pertama ini, inisiatif untuk mengumpulkan Al-Qur'an.

Baca Juga: Mengagumi Nabi Muhammad SAW, Albert Einstein Terinspirasi dari Al Quran dan Hadits

Dikutip wartalombok.com dalam postingan Akun Facebook @Muslimah News Com, yang diunggah pada 31 Agustus 2022, beginilah sejarahnya. Tulisan ini bersumber dari Muhammad Husain Abdullah.

Imam Bukhari di dalam kitab sahihnya telah meriwayatkan bahwa Zaid bin Tsabit ra. pernah berkata, “Di saat berkecamuknya Perang Yamamah, Abu Bakar meminta agar aku datang kepadanya.

Setibanya aku di rumahnya, kulihat Umar bin Khattab sudah berada di sana.

Abu Bakar lalu berkata, ‘Umar datang kepadaku melaporkan bahwa Perang Yamamah bertambah sengit dan banyak para penghafal Al-Qur’an yang gugur. Ia khawatir kalau-kalau peperangan dahsyat itu akan mengakibatkan lebih banyak lagi para penghafal Al-Qur’an yang gugur. Oleh karena itu, ia berpendapat sebaiknya aku segera memerintahkan pengumpulan (kodifikasi) Al-Qur’an.’

Baca Juga: Peruntungan Shio Hari Ini, 26 Agustus 2022: Ular, Luangkan Waktu Untuk Kegiatan Kreatif, Tikus dan Naga?

Aku katakan kepada Umar, ‘Bagaimana mungkin kita melakukan sesuatu yang tidak dilakukan oleh Rasulullah saw.?’ Umar menyahut, ‘Demi Allah, itu (pengumpulan Al-Qur’an) adalah kebajikan.’ Umar berulang-ulang mendesak dan pada akhirnya Allah SWT, membukakan dadaku sehingga aku sependapat dengannya.’”

Zaid kemudian berkata, ”Abu Bakar berkata kepadaku, ‘Engkau adalah seorang pemuda yang cerdas dan terpercaya. Dahulu engkau bertugas sebagai pencatat wahyu bagi Rasulullah SAW dan seterusnya engkau mengikuti Al-Qur’an. Karena itu, laksanakanlah tugas mengumpulkan Al-Qur’an.'”

Zaid berkata, “Demi Allah seandainya orang membebani kewajiban kepadaku untuk memindahkan sebuah gunung, kurasa tidak lebih berat daripada perintah pengumpulan Al-Qur’an yang diberikan kepadaku. Kukatakan kepada Abu Bakar ra., ‘Bagaimana kita boleh melakukan suatu pekerjaan yang tidak dilakukan oleh Rasulullah SAW?’

Baca Juga: Desiminasi Hasil Penelitian Dosen UIN Mataram di Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Abu Bakar menjawab, ‘Demi Allah pekerjaan itu adalah kebajikan!’ Abu Bakar terus-menerus mengimbau sampai Allah SWT, membukakan dadaku sebagaimana Allah SWT, membukakan dada bagi Abu Bakar dan Umar.”

“Kemudian aku mulai bekerja menelusuri ayat-ayat dan aku himpun dari catatan-catatan pada pelepah kurma, batu-batu, dan di dalam dada para penghafal Al-Qur’an. Akhir surat At-Taubah aku temukan pada Khuzaimah al-Anshariy, tidak pada orang lain, yaitu firman Allah SWT, yang artinya:

‘Sesungguhnya telah datang kepada kalian seorang Rasul dan kaum kalian sendiri, ia turut merasakan betapa berat penderitaan kalian… (TQS At-Taubah: 128–129).

Baca Juga: Peruntungan Shio Hari Ini, 26 Senin 2022: Monyet, Anda Menikmati Tantangan, Ayam dan Anjing?

Lembaran-lembaran Al-Qur’an itu berada pada Abu Bakar ra. hingga wafatnya, kemudian pindah ke tangan Umar, setelah Umar wafat, seluruh lembaran disimpan Hafshah binti Umar.” (Shahih Al-Bukhari. “Fadhail Al-Qur’an”).

Dengan demikian, Al-Qur’an yang dikumpulkan oleh Zaid bin Tsabit adalah Al-Qur’an yang telah ditulis oleh para penulis wahyu zaman Rasulullah SAW, kemudian dikumpulkan dan dijahit.

Abu Bakar menyebutnya sebagai mushaf. Demikianlah, mushaf ini telah diperoleh dengan ijmak umat, dan yang ada di dalamnya bersifat mutawatir. ***

Editor: Baiq Hurratul Hasanah

Sumber: Facebook @Muslimah News Com

Tags

Terkini

Terpopuler