Manusia yang Beruntung dan Manusia yang Merugi Sepanjang Hidupnya Terlebih di Bulan Ramadhan

23 Maret 2024, 14:52 WIB
Prof. Dr. TGH. Fahrurrozi Dahlan, QH., MA. /Dok. Warta Lombok/Mamiq Alki

Oleh: Prof. Dr. TGH. Fahrurrozi Dahlan. QH.
(Direktur Pascasarjana UIN Mataram - Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Wathan) 

WARTA LOMBOK - Manusia yang Beruntung dan Manusia yang Merugi Sepanjang Hidupnya Terlebih di Bulan Ramadhan merupakan studi nash Alquran dan Al-Hadis. 

Penting untuk dicermati secara mendalam tentang orang untung rugi dalam perspektif al-Quran dan al-hadis.

Baca Juga: Inilah Keutamaan 10 Hari Pertama Puasa Ramadhan

Misalnya dalam al-Quran menyebutnya dengan sebutan al-Muflihun [قد افلح المؤمنون]
Al-Muflih dalam ayat ini mempertegas bahwa orang beruntung sepanjang hayatnya ada dalam 8 Karakter utama:

Coba dicermati Q.S. al-Mu'minun ayat 1-11.

قد افلح المؤمنون [١] الذين هم فى صلاتهم خاشعون [٢] والذين هم عن اللغو معرضون [٣] والذين هم للزكات فاعلون [٤] والذين هم لفروجهم حافظون [٥] الا على ازواجهم اوما ملكت ايمانهم فانهم غير ملومين [٦] فمن ابتغى رواء ذلك فاولئك هم العادون [٧] والذين هم لأماناتهم وعهدهم راعون [٨] والذين هم على صلواتهم يحافظون [٩] اولئك هم الوارثون [١٠] الذين يرثون الفردوس خالدون [١١]

Menurut Ayat di atas, orang mukmin atau siapa saja yang ingin meraih keberuntungan dan kebahagiaan hidup sepanjang waktu dan zaman, maka mesti berkarakter dengan karakter seperti berikut.

Baca Juga: Lima Letusan Gunung Berapi Paling Dahsyat di Indonesia: Sejarah Tragis dan Dampaknya yang Membekas

Pertama:

خاشعون فى الصلاة

Karakter orang yang khyusu dalam shalat menjadi penanda orang yang paling bahagia dalam hidupnya dikarenakan dialah orang yang konsentrasi mata hati dan pikirannya hanya tertuju kepada Allah swt.

Khusyu' dalam shalat adalah perbuatan amaliyah yang paling sulit dilakukan oleh setiap orang.

Maka itu sebabnya dinomorsatukan oleh Allah swt dalam penyebutan orang mukmin yang beruntung. Betapa banyak orang bisa shalat tapi belum tentu shalat dalam keadaan khusyu'. Inilah puncak munajat kebahagiaan tertinggi bagi Hamba Allah yang berinteraksi langsung kepada-Nya melalui Shalat.

Baca Juga: Kementerian Perhubungan Rilis Survei Potensi Pergerakan Masyarakat Selama Lebaran 2024

Kedua:

معرضون عن اللغو

Karakter kebahagiaan dan keberuntungan manusia terletak pada kemampuannya menghindarkan diri bahkan menjauhkan diri dari segala perbuatan, ucapan dan tindakan yang lagho, sia-sia yang tak berguna.

Kemampuan menghindar dari hal-hal yang tak bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain adalah ciri orang yang beruntung dalam hidupnya.

Ketiga:

فاعلون للزكات

Orang yang mampu mewujudkan kesalehan sosial dengan keikhlasannya berbagi harta benda baik harta benda yang dizakatkan maupun harta benta yang diinfaqkan.

Kesalehan sosial inilah menjadi bukti kongkrit orang yang disebut manusia beruntung sepanjang zaman.

Keempat:

حافظون للفروج

Orang yang mampu menjaga kemaluannya, mampu menjaga harga dirinya,marwah, dan muru'ah dirinya adalah orang yang dikategorikan sebagai orang yang selamat dan bahagia.

Orang yang mampu mengekang hawa nafsu syahwatnya dari berbuat zina dan maksiat-maksiat lain, dialah orang yang kuat dan terkuat dari apapun yang disebut orang yang kuat.

Baca Juga: Menteri Pertanian Kunjungi Lokasi Terdampak Banjir di Kendal: Gerak Cepat Salurkan Bantuan

Kelima:

راعون للامانات والعهد

Orang yang mampu menjaga amanat dan mampu menunaikan janji disebut oleh Allah sebagai orang sungguh-sungguh beruntung.

Janji dan amanah adalah barometer baik buruknya seseorang, jika mampu menunaikan amanat dan janji dia akan dikenang sepanjang masa, sebaliknya jika dia berkhianat atas amanah dan janji, seumur hidupnya akan diingat sebagai pengingkar janji dan amanat.

Keenam:

محافظون للصلاة

Ciri orang yang bahagia dan beruntung adalah orang yang mampu memelihara dan menjaga waktu shalat setiap waktu. Ada kebahagiaan dan keberuntungan sendiri bagi hamba yang istiqomah dan disiplin dalam menegakkan shalat yang lima waktu sehari semalam.

Ketujuh:

الوارثون للفردوس.

Puncak dari segala puncak kebahagiaan seseorang adalah orang yang menikmati nikmat syurga firdaus.

Syurga firdaus disyaratkan masuk di dalamnya jika telah lulus dan mampu melaksanakan enam syarat utama yang telah disebutkan di dalam al-Quran tersebut. Maka alangkah beruntung dan bahagianya orang yang telah sampai ke maqom al-waritsuuna lil firdaus.

Dalam penjelasan hadis-hadis Rasulullah dapat dipetik benang kesimpulan bahwa orang-orang beruntung itu sebagai berikut:

Pertama: الراجى الى رحمة الله

Orang yang selalu mengharap rahmat Allah.

Kedua: الخاشى خشية الله تعالى

Orang yang takut kepada Allah dialah orang yang beruntung karena tak akan mungkin melaksanakan noda dosa jika dalam dirinya jiwa takut kepada Allah.

Ketiga:

المبتعد عن وساوس
الشياطين

Orang yang beruntung adalah orang menjauhi gangguan dan tipudaya syaithan.

Keempat:
المعترف على جل نعم الله تعالى
Memahami dan mengakui dengan sesadar-sadarnya akan besarnya nikmat Allah swt terhadap dirinya dengan berbagai kenikmatan dan karunia yang telah diterimanya.

Kelima:
المحترز على نفسه من الوقوع فى الخسران
Mengkhawatirkan diri untuk tergolong kepada orang merugi.

Dalam redaksi yang lain, orang yang terrindukan oleh syurga, alias orang yang bahagia dan beruntung adalah:

الجنة مشتاقة الى اربعة نفر تال القران وحافظ اللسان ومطعم الجيعان والصائمين فى رمضان.

Orang yang beruntung itu adalah:

Orang yang setiap waktu selalu membaca al-Quran, orang yang selalu mampu menjaga lisannya, orang yang selalu memberikan makan orang yang kelaparan dan orang yang disiplin berpuasa di sepanjang bulan ramadhan.

Sedangkan Lima golongan orang yang merugi:

Pertama: المتهاون عن فضائل العبادة ورمضان

Orang yang yang menganggap biasa-biasa bulan ramadhan.

Kedua: المتعبد فى رمضان

Orang yang tiba-tiba berubah alim hanya saat ramadhan.

Ketiga:المتفاهم حسب الجوع والعطس.
Orang yang hanya memahami sebatas lapar dan dahaga.

Keempat: المتكاسل بالوقت

Orang yang tidak memanfaatkan waktu di bulan ramadhan.
Kelima: العامل بالمعصية
Orang yang melakukan maksiat di bulan ramadhan.

Disebutkan juga orang yang merugi di bulan Ramadhan adalah orang yang tak meraih pengampunan Allah pada dirinya karena:

Pertama: عاق للوالدين
Orang yang durhaka kepada orang tuanya adalah orang merugi dan tak akan beruntung sepanjang hayatnya.

Kedua: قاطع للرحم
Orang yang memutuskan hubungan silaturrahim dengan keluarga,sahabat,kerabat, handai taulan tidak akan mendapatkan kemuliaan dan keberuntungan dari Allah swt.

Ketiga: مدمن خمر
Orang yang minum minuman keras,
khamar dan sejenisnya juga tergolong orang yang jauh dari rahmat maghfirah Allah swt.

Keempat: ظالم للعباد
Orang yang melakukan kezhaliman kepada orang lain adalah perbuatan yang menjauhkan pelakunya dari meraih ridha Allah swt. Menjauhkan pelakunya dari rahmat dan pengampunan Allah. Jika tidak mendapatkan rahmat dan pengampunan Allah merekalah sesungguhnya orang yang paling merugi dalam hidupnya.

Al-Hasil orang yang beruntung dan orang yang merugi dan celaka dalam hidupnya, tersimpul dalam al-Quran surat Al- Ashr.

والعصر ان الانسان لفى خسر الا الذين آمنوا وعملوا الصالحات وتواصوا بالحق وتواصوا بالصبر.
Sesungguhnya manusia semuanya berada dalam keadaan merugi dan celaka, kecuali mereka yang beriman kepada Allah, Mereka yang berbuat amal kebajikan, mereka yang saling menasehati dalam kebenaran dan mereka yang senantiasa menasehati dalam kesabaran.

Keberuntungan bagi yang memiliki kecerdasan spritual, [SQ-آمنوا] kecerdasan sosial[SQ-عملوالصالحات], kecerdasan intelektual,[IQ-تواصوا بالحق] dan kecerdasan emosional,[EQ-تواصوا بالصبر] dan kegagalan dan kerugian bagi siapa saja yang tak memiliki empat kecerdasan tersebut.

والله اعلم بالصواب.

Mengisi Ramadhan bil kitabah semoga menghadirkan manfaah dan barokah.

Tulisan ini ditulis pada 11 Ramadhan 1445 / 22 Maret 2024 bertembpat di Jempong Baru, Mataram.***

Editor: Mamiq Alki

Tags

Terkini

Terpopuler