Kisah Inspiratif Masjid Jogokariyan Yogyakarta yang Selalu Mengumumkan Saldo Nol Rupiah

- 18 Februari 2021, 18:52 WIB
Masjid Jogokariyan Yogyakarta menggunakan manajemen Ta'mir dimana setiap uang infaq dan sadaqah langsung diberikan ke jamaah
Masjid Jogokariyan Yogyakarta menggunakan manajemen Ta'mir dimana setiap uang infaq dan sadaqah langsung diberikan ke jamaah /Instagram/@masjidjogokariyan

WARTA LOMBOK - Masjid Jogokariyan yang beralamat di jalan Jogokariyan nomor 36 Kecamatan Mantrijeron Kota Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta ini mungkin menjadi masjid yang patut dijadikan contoh.

Betapa tidak, masjid yang dikelola dengan manajemen Ta’mir yang mengusung langkah-langkah strategis dan seolah ingin membuat Masjid Jogokariyan menjadi pusat peradaban umat Islam.

Setiap pengumuman saldo kas oleh Ta’mir, Masjid Jogokariyan selalu memiliki sisa saldo nol rupiah atau tidak pernah memiliki kas satu rupiahpun.

Baca Juga: Amalan Ketika Hendak Bersenggama serta Tehnik dan Keutamaan yang Terkandung di Dalamnya

Warga kampung Jogokariyan setiap waktu memakmurkan masjid ini, masjid ini buka 24 jam sebagai pusat ibadah, ekonomi dan budaya penduduknya.

Setiap selesai subuh, ada sarapan berjamaah, ngeteh berjamaah yang dilakukan bersama seluruh jamaah pada saat itu.

Bagi jamaah yang kehilangan apapun di masjid ini baik itu sandal, sepeda atau bahkan motor, maka pengurus masjid bertanggung jawab menggantinya yang baru dengan merek yang sama.

Warganya yang tidak ke masjid berjamaah didata, didatangi rumahnya dicarikan solusi hidupnya, kalau miskin dituntaskan, kalau anaknya tidak mampu sekolah langsung diberi beasiswa, kalau rumahnya rusak langsung dibedah dengan uang saldo masjid.

Saldo masjid ini harus nol rupiah setiap dilaporkan ke jamaah, tidak boleh ada yang nganggur, uang infaq dan sadaqah harus langsung tersalurkan ke jamaah.

Baca Juga: 5 Rahasia Cara Mendapatkan Ikhlas Agar Terhindar Dari Sakit Hati, Nomor 3 Sering Dilakukan

Masjid ini ada penginapan gratis bagi yang musafir dan tidak mampu bayar hotel, fasilitasnya bintang 3, gratis makan, bahkan kalau ada musafir kehabisan ongkos ke masjid ini saja, dijamin diberikan ongkos pulang.

Ada ATM beras, yang tidak mampu beli beras bisa ke masjid untuk gesek ambil beras, yang sakit ada klinik masjid gratis. Masjid ini buka 24 jam, pintunya tidak boleh digembok, semua permasalahan jamaah dikoordinasikan dengan pengurus dan dicarikan solusinya.

Masjid ini juga memiliki kelengkapan infrastuktur seperti 36 toilet atau kamar kecil, jadi jamaah tidak perlu antri berlama-lama. Manajemen masjid ini sudah melakukan bedah rumah untuk 30 rumah di sekitar masjid.

Aksi sosial pengurus masjid juga membantu pemuda di sekitar masjid untuk memudahkan mereka menikah, membantu pelunasan hutang bagi jamaah yang terjerat hutang.

Setiap jumat kotak amal masjid ini terisi minimal 13 juta rupiah, saldo itu harus dinol rupiahkan segera, akan digunakan untuk kemaslahatan jamaah sekitar masjid.

Baca Juga: Hari Pernikahan dan Waktu Senggama yang Dianjurkan Menurut Kitab Qurratul Uyun

Jika masjid lain dengan bangga mengumumkan bahwa saldo infaknya puluhan bahkan ratusan juta rupiah, maka Masjid Jogokariyan selalu berupaya keras agar setiap pengumuman saldo infak harus nol rupiah.

Menurut LKM masjid, infak itu ditunggu pahalanya untuk jadi amal sholih, bukan untuk disimpan di rekening Bank. Pengumuman infak jutaan juga dikhawatirkan akan menyakitkan jika tetangga masjid ada yang tak bisa ke Rumah Sakit karena tak punya biaya atau tak bisa sekolah.

Masjid yang menyakiti jamaah adalah tragedi da'wah, sehingga dengan pengumuman saldo infak nol rupiah, maka jamaah lebih bersemangat mengamanahkan hartanya.

Bahkan masjid ini malah mensejahterakan warganya dengan fasilitas wifi gratis, ruang olah raga untuk anak anak dan dewasa, buka puasa 5000 piring nasi setiap hari selama bulan ramadhan.

Masjid juga sanggup mencover warganya yang sakit dengan membawa Kartu Sehat Masjid ke Rumah Sakit dan Klinik manapun di Yogyakarta, termasuk memberi hibah umrah bagi jamaah yang istiqomah sholat subuh di masjid.

Baca Juga: Sering Berhadapan Dengan Berbagai Masalah, Amalkan Bacaan Ini Maka Masalah Anda Tuntas

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ

Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada siapapun selain kepada Allah. Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk,” (QS. At-Taubah 18).

Berikut beberapa gambaran Masjid Jogokariyan dan kelebihan-kelebihannya:

1. Masjidnya hanya berlokasi di tanah wakaf 700 m2 tapi dengan 3 lantai, dan hanya Masjid kampung (bukan masjid jami').

2. Kampung Jogokariyan dulunya bukan basis Muslim yang kuat.

3. Takmir mendata statistik kampung sekitar Masjid, yang sudah sholat atau belum, yang sholat jamaah ke masjid atau belum, yang muslim dan non muslim, beserta semua anggota keluarganya untuk pemetaan target dakwah.

4. Takmir masjid berusaha menggembirakan masyarakat dan membuat mereka mau bersujud dengan berbagai cara yang syar'i.

5. Setelah mereka mau datang ke masjid, harus dibuat nyaman dan diisi dengan taklim-taklim ringan.

6. Takmir tidak boleh memarahi anak-anak yang ramai di masjid, tapi memberikan hadiah makanan ringan kalau tidak ramai dan mengganggu jamaah di Masjid.

7. Yang belum jamaah ke Masjid atau belum sholat dibuat undangan seperti pernikahan dan disediakan makanan di Masjid saat acara sholat Jamaah.

Makanan ditawarkan pada jamaah yang mau menjadi donatur untuk mentraktir makanan. Yang belum bisa sholat diajari sholat oleh takmir di Masjid atau di rumah masing-masing.

Baca Juga: 8 Alasan Seorang Perempuan itu Unik dan Istimewa, Simak Penjelasannya Disini

8. Kas masjid tidak pernah besar bahkan targetnya adalah 0 tiap akhir bulan, karena kas Masjid yang besar tanda takmir tidak bisa mengelola infaq jamaah menjadi pahala yang segera mengalir ke penginfaq.

9. Ada sarapan bubur, lontong sayur, susu kedelai, dan lain-lain tiap minggu ba'da subuh, ada 500 hingga 1000 nasi bungkus tiap ba'da jumat dari dana swadaya jamaah.

10. Ada divisi usaha penyewaan kamar penginapan di lantai 3 masjid untuk membayar petugas kebersihan dan tambahan operasional masjid.

11. Tidak ada gaji untuk takmir kecuali petugas kebersihan, karena gaji dari Allah tidak ada maksimalnya, sementara gaji manusia ada minimumnya (UMR).

12. TPA diajar oleh anak-anak RISMA/RMJ, ada kotak amal khusus beras untuk disalurkan ke dhuafa', walaupun sekarang isi kotak infaq beras itu berubah jadi uang, karena jamaah malas bawa beras. Bantuan untuk dhuafa' ini diambil di masjid ba'da subuh.

13. Taklim untuk jamaah sangat banyak baik siang maupun malam, ada angkringan di depan masjid (tongkrongan) untuk jamaah ngobrol dan orang-orang mampir istirahat.

14. Jika masjid dikelola dengan benar dan dipercaya jamaah, maka dana infaq dan dari donatur sangat mudah didapat, termasuk untuk donatur makanan, jika kas masjid banyak justru jamaah malas menyumbang, tapi jika sedikit mereka akan tergerak untuk infaq.

Masjid itu milik Allah (QS Al-Jin: 18) sehingga rezeki masjid akan dijamin oleh pemilik masjid (Allah) dan takmir hanyalah pelayan umat (jamaah).***

Editor: Herry Iswandi

Sumber: Facebook Bella Irana Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x