Khaizuran, Sosok di Balik Sejarah Peringatan Maulid Nabi Muhammad

- 13 Oktober 2021, 04:05 WIB
Ilustrasi/Awal sejarah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW diyakini terjadi sekitar 170 H/786 M.
Ilustrasi/Awal sejarah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW diyakini terjadi sekitar 170 H/786 M. /PIXABAY/Abdullah Shakoor

WARTA LOMBOK - Ahmad Tsauri dalam Sejarah Maulid Nabi (2015) mencatat bahwa perayaan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW sudah dirayakan oleh masyarakat Muslim sejak tahun kedua Hijriah.

Merujuk pada Nuruddin Ali dalam kitabnya Wafa’ul Wafa bi Akhbar Darul Mustafa, dijelaskan bahwa seorang bernama Khaizuran (170 H/786 M) yang merupakan ibu dari Amirul Mukminin Musa al-Hadi dan al-Rasyid datang ke Madinah dan memerintahkan penduduk mengadakan perayaan Maulid Nabi Muhammad di Masjid Nabawi.

Dari Madinah, Khaizuran juga menyambangi Makkah dan melakukan perintah yang sama kepada penduduk untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad.

Baca Juga: Amalan Baik pada Pelaksanaan Ritual Rebo Bontong, Berikut Tata Cara dan Penjelasannya

Jika di Madinah bertempat di masjid, Khaizuran memerintahkan kepada penduduk untuk merayakan Maulid di rumah-rumah mereka.

Khaizuran merupakan sosok berpengaruh selama masa pemerintahan tiga khalifah Dinasti Abbasiyah, yaitu pada masa Khalifah al-Mahdi bin Mansur al-Abbas (suami), Khalifah al-Hadi dan Khalifah al-Rasyid (putra).

Karena pengaruh besarnya tersebut, Khaizuran mampu menggerakkan masyarakat Muslim di Arab. Hal ini dilakukan agar teladan ajaran dan kepemimpinan mulia Nabi Muhammad bisa terus menginspirasi warga Arab.

Pada masa Dinasti Abbasiyah, pembaruan pemikiran memang banyak terjadi di semua sektor kehidupan, dari perkembangan ilmu-ilmu umum, arsitektur, hingga situs-situs sejarah.

Khaizuran merupakan salah satu sosok yang mempunyai perhatian besar terhadap Nabi Muhammad beserta situs-situs sejarah peninggalan Nabi. Termasuk memprakarsai penghormatan terhadap kelahiran Rasulullah SAW.

Baca Juga: Ayat Terpendek dalam Al Quran, Ini Sejumlah Khasiat Surat Al Kautsar

Nabi Muhammad diyakini lahir pada 12 Rabiul Awal Tahun Gajah (570 Masehi). Namun dalam catatan Muhammad Husain Haekal dalam Sejarah Hidup Muhammad (2006) ada juga pendapat-pendapat lain yang menyatakan bahwa Nabi lahir 15 tahun sebelum peristiwa gajah.

Ada juga yang mengatakan ia dilahirkan beberapa hari atau beberapa bulan atau juga beberapa tahun sesudah Tahun Gajah. Ada yang menaksir tiga puluh tahun, dan ada juga yang menaksir sampai tujuh puluh tahun.

Di Jazirah Arab, masa sebelum Islam didakwahkan Nabi Muhammad sering disebut sebagai zaman Jahiliyah atau masa ketidaktahuan, sesat, atau bodoh.

Halaman:

Editor: Herry Iswandi

Sumber: nu.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah